Doa dan Harapan Untuk ABK di Hari Anak Internasional
Hari Anak Internasional diperingati pada hari ini, Rabu 20 November 2019. Momen ini menjadi ajang suka cita bagi anak-anak, termasuk Anak berkebutuhan Khusus (ABK) di Sekolah Anak Luar Biasa (SLB) Yayasan Pendidikan Anak Cacat (YPAC) Surabaya.
Banyak doa dan harapan yang dipanjatkan untuk para ABK. Seperti harapan Ketut Apti, orangtua salah satu ABK, Ryan Satria Bagus menyampaikan agar semua orangtua yang memiliki anak ABK tidak patah semangat.
"Saya berharap orangtua yang memiliki ABK tidak malu atas keadaan anaknya. Tetap menerima dan sabar, lalu tidak lupa untuk mengupayakan semaksimal mungkin bagi anaknya," ujar Ketut Apti.
Ia juga berharap, pemerintah dalam hal ini juga turut membantu agar para ABK untuk mendapatkan haknya seperti anak normal lainnya.
Sementara itu, Ketua YPAC Surabaya, Wiwiek Teddy mengatakan, sejauh ini pemerintah sudah banyak membantu ABK dalam segi pendidikan.
Pengurus YPAC sejak tahun 1998 ini menyebut sudah banyak universitas baik negeri maupun swasta, yang memberi porsi bagi ABK yang cacat fisik tapi pikirannya masih mampu untuk mengenyam ilmu lebih tinggi.
Bahkan Wiwiek menuturkan, beberapa muridnya sudah banyak mendapatkan kesempatan untuk bisa berkuliah.
Meski begitu, Wiwiek berpendapat masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi. Seperti beasiswa bagi ABK yang dirasa kurang merata.
"Misalnya hanya diserahkan ke SMP saja, tapi SD tidak mendapatkannya. Ini mungkin yang harus diperhatikan," imbuhnya.
Selain itu, menurut Wiwiek, dari segi fasilitas umum untuk ABK juga perlu di perhatikan oleh pemerintah. Seperti guiding block, fasilitas di tempat umum untuk pemakai kursi roda, dan lainnya.
"Fasilitas ya, yang utama disini masih belum ramah dengan ABK. Misal kalau untuk pergi dengan kursi roda masih sangat susah, harus di angkat-angkat dulu," ujar Wiwiek.
Ia berharap di Hari Anak Internasional ini, ABK juga dapat tumbuh bahagia dan bisa tetap mendapatkan haknya sebagai anak Indonesia.
"Tidak bisa dipungkiri bahwa anak ABK juga merupakan penerus bangsa. Mereka tidak perlu dikasihani tapi perlu diperhatikan," tutupnya.