Dmitry Muratov, Nobelis Perdamaian Rusia untuk Pengungsi Ukraina
Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Dmitry Andreyevich Muratov mengatakan dia akan melelang medali Nobelnya dan memberikan hasilnya kepada pengungsi Ukraina.
“Sudah ada lebih dari 10 juta pengungsi. Saya meminta rumah lelang untuk menanggapi dan menyiapkan lelang penghargaan yang terkenal di dunia ini,” tulis Muratov di Novaya Gazeta, surat kabar independen Rusia yang dia merupakan editornya.
Muratov dan jurnalis Filipina Maria Ressa sama-sama memperoleh hadiah Nobel perdamaian 2021 untuk pembelaan mereka terhadap kebebasan berbicara. Demikian diwartakan dw.com, dikutip Kamis 24 Maret 2022.
Dalam pidato penerimaannya di Oslo pada bulan Desember, Muratov memperingatkan bahwa pemerintah Rusia sedang bergerak menuju perang.
Awal bulan ini, Novaya Gazeta menghapus semua materi tentang aksi militer Rusia di Ukraina dari situs webnya karena penyensoran.
Mereka mengatakan itu sebagai tanggapan atas ancaman tuntutan pidana terhadap jurnalis dan warga negara yang menyimpang dari jalur resmi pemerintah.
Tak Sendiri
Pada 2021 Dmitry Andreyevich Muratov menjadi salah satu orang yang terpilih memenangkan Nobel. Selain Muratov, Nobel juga diberikan pada jurnalis asal Filipina Maria Ressa.
Keduanya dianugerahi penghargaan Nobel Perdamaian karena dinilai mampu menjaga kebebasan berekspresi, yang merupakan prasyarat bagi demokrasi, dan perdamaian abadi di negara masing-masing.
Dmitry Andreyevich Muratov merupkan pemimpin redaksi dari surat kabar kenamaan asal Rusia, Novaya Gazeta. Tak main-main, tempat Muratov bekerja selama puluhan tahun itu disebut sebagai satu-satunya surat kabar di Rusia yang kritis terhadap pemerintah.
Media itu pun dikenal oleh publik Rusia sebagai surat kabar yang acapkali melaporkan berita secara detail dan mendalam. Mulai dari isu terkait praktik korupsi di tubuh pemerintah berkuasa hingga dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Rusia.
Jauh sebelum meraih Nobel Perdamaian, pada2007 Muratov juga memenangkan Penghargaan Kebebasan Pers Internasional dari Komite Perlindungan Jurnalis. Penghargaan tersebut diberikan kepada para jurnalis yang menunjukkan keberanian terkait upayanya membela kebebasan pers dalam menghadapi serangan, ancaman, atau pemenjaraan.
Penghargaan itu tak jadi yang terakhir untuk Muratov. Pada 18 Januari 2010, ia kembali menerima penganugerahan ordo Legiun Kehormatan, penghargaan tertinggi Prancis, dalam derajat atau tingkatan Chevalier (Ksatria).
Belum berhenti sampai di situ, pada 29 Mei 2010 Muratov kembali menerima penghargaan yang kali ini menjadi hadiah keempat yang diterimanya dan Novaya Gazeta di Middelburg, Belanda.
Begitulah perjalanan panjang Dmitry Andreyevich Muratov.