DMI Surabaya Temui Ketua DPRD, Ada Apa?
Sejumlah pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) Surabaya melakukan audiensi dengan Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono, Senin 16 Desember 2019. Audiensi dipimpin Arif Afandi, Ketua DMI yang terpilih melalui Musyawarah Daerah (Musda) yang dilaksanakan 20 Oktober 2019 lalu.
Audiensi ini merupakan yang kedua. Sebelumnya, jelang musda, DMI juga bertamu ke gedung wakil rakyat di Jalan Yos Sudarso itu.
Dalam pertemuan tersebut, Arif Afandi mengatakan audiensi tersebut untuk menjalin dan mempererat silaturahmi dengan lembaga legislatif. Ia juga memperkenalkan sejumlah pengurus DMI Surabaya pasca musda.
“Pengurus DMI ini banyak diisi orang yang masih muda-muda. Ini untuk regenerasi,” ungkapnya.
Ia menjelaskan pengurus DMI juga diisi oleh campuran dari beberapa organisasi keagamaan. Ada dari Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, LDII, Al Irsyad dan masih banyak organisasi lain.
Tetapi Arif Afandi menerangkan DMI bukan organisasi keagamaan yang mengurusi tentang akidah atau tata cara beribadah. Sebaliknya, DMI adalah organisasi atau lembaga yang ingin memakmurkan masjid bersama-sama.
“Karena itu, kami merangkul semua pihak untuk bersama-sama membangun (memakmurkan) masjid,” lanjutnya.
Pada pertemuan itu, Arif Afandi yang merupakan mantan Wakil Wali Kota Surabaya ini memberikan penjelasan kepengurusan DMI Surabaya belum dilantik. Rencananya pelantikan dilakukan langsung oleh Ketua DMI yang juga mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla pada Februari 2020 mendatang.
Sedangkan jelang pelantikan tersebut, DMI Surabaya bakal menggelar kegiatan donor darah memecahkan rekor MURI berbasis masjid. Donor darah tersebut digelar di 33 masjid se-Surabaya, dan diikuti 3.300 pendonor.
Sementara itu, dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu, Adi Sutarwijono menyambut baik kedatangan pengurus DMI Surabaya. “DPRD Surabaya ini adalah rumah bersama. Siapapun boleh datang ke sini,” ungkapnya.
Adi Sutarwijono atau akrab disapa Awi ini menambahkan, siap mendukung program kerja yang bertujuan untuk memakmurkan masjid. Ia juga berharap keberadaan DMI mampu untuk meredam, termasuk ikut menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul di masyarakat.
“Keberadaan DMI harus bisa membuat Surabaya menjadi lebih aman dalam membangun kerukunan umat beragama,” tambahnya.
Meski begitu, ia menegaskan Surabaya adalah kota yang damai. Walaupun penduduknya plural, tidak ada konflik sosial yang berbasis keagamaan yang timbul di Kota Pahlawan ini.
“Dengan pengurus DMI yang baru ini saya semakin berharap bisa mengukuhkan Surabaya sebagai kota yang aman dari konflik sosial,” katanya kembali.