DKS Jangan Diurus Orang Yang Bisanya Cuma Mengajukan Anggaran
Besok, hari Minggu 29 Desember, Dewan Kesenian Surabaya akan menggelar musyawarah untuk memilih pengurus baru, menggantikan kepengurusan Chrisman Hadi. Terlepas dari legal atau tidaknya musyawarah ini, tiga orang tokoh seni memberi tanggapan.
Mereka adalah Nasar Batati dan Nonot Sukrasmono (keduanya pengurus Dewan Kesenian Jawa Timur) serta mantan Ketua Presidium DKS, Dr. Sirikit Syah,MA.
Selama ini diketahui hubungan pengurus DKS dengan Pemkot Surabaya tidak harmonis. Menurut Nasar Batati, Dewan Kesenian itu, di manapun adalah mitra pemerintah daerah.
“Gak bisa Dewan Kesenian berkonfrontasi terus menerus dengan Pemda, karena fungsi DK antara lain memberi masukan pada Pemda dalam hal kesenian serta melakukan evaluasi,” kata Nasar pada Ngopibareng.id, Sabtu siang.
Karena itu, menurutnya, DKS harus diurus oleh seniman-seniman Surabaya yang mengerti dan memahami posisinya itu. “Pengurus DKS harus seniman, itu mutlak, orang yang berkarya seni. Tapi juga memiliki kemampuan managerial yang bagus karena DKS akan bermitra dengan siapapun. DK tidak dibentuk hanya untuk mengurusi pengurusnya sendiri,” tambahnya.
“Dewan Kesenian jangan diisi oleh orang-orang yang bisanya cuma mengajukan anggaran pada Pemda, tapi tidak becus mempertanggungjawabkannya. Setiap rupiah anggaran yang diterima dari siapapun, apalagi dari Pemkot, harus bisa dipertanggungjawabkan. Karena itu tidak gampang jadi pengurus DK. Dia bukan hanya seniman, tetapi juga organisator. Bukan orator, yang menutupi ketidakmampuannya dengan orasi-orasi yang memprovokasi. DK adalah tempat berkumpulnya seniman yang bertemu untuk membahas dan membicarakan kesenian, bukan politik, karena Dewan Kesenian bukan kendaraan politik,” tegas Nasar Batati.
Sementara Nonot Sukrasmono menambahkan, pengurus DKS sekarang harus direformasi, karena keberadaan DKS sudah menyimpang jauh dari visi dan misinya. “Saya harap pengurus DKS mendatang adalah orang-orang yang baru, tetapi selama ini tetap berkarya seni. Pengurus bukan hanya pintar berorganisasi, tetapi berkarya seni. Itu kriteria pertama, pengurus DK ya harus seniman, tapi plus. Kepengurusan DKS periode sekarang ini saya nilai gagal, dan kegagalan itu tidak boleh terulang lagi,” kata Nonot Sukrasmono.
Tentang bagaimana idealnya pengurus DKS mendatang, Sirikit Syah, yang selain penyair juga penulis banyak buku, mengatakan, pengurus DKS harus dipilih bukan hanya karena dia seniman, tetapi seniman yang pandai memanage dirinya dan memanage urusan kesenian di Surabaya.
“Untuk itu dibutuhkan orang yang punya reputasi baik, terpercaya, respectable atau disegani oleh para relasi, utamanya oleh aparat Pemkot, dan dicintai para seniman. Proses pemilihan harus transparan dan demokratis,” kata Sirikit, dosen ilmu jurnalistik di beberapa perguruan tinggi. (nis)