Beras Mahal, Stok di Surabaya Bergantung pada Daerah Lain
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya melakukan kerjasama dengan beberapa pihak guna menekan inflasi harga beras.
Kepala DKPP Kota Surabaya, Antiek Sugiharti mengatakan, Surabaya bukanlah daerah penghasil beras, melainkan lebih pada perdagangan. Untuk itu, pihaknya bekerja sama dengan Bulog dan daerah sekitar Surabaya penghasil beras, seperti Gresik dan Nganjuk.
"Untuk memenuhi kebutuhan beras di Surabaya tentunya kami membangun kolaborasi dengan daerah sekitar. Selain itu, juga dilakukan kerja sama bisnis dengan menghubungkan pasar induk ke produsen dari daerah penghasil," kata Antiek kepada Ngopibareng.id Kamis, 9 Februari 2023.
Menurutnya, untuk mengatasi inflasi bahan pokok ada satu tim khusus yang dibentuk Pemkot. Di dalamnya ada Dinas Pertanian, Perdagangan dan lainnya.
"Terkait inflasi harga beras, sebenarnya ada program nasional penyediaan beras dari Bulog. Kami juga ada tim inflasi daerah dari beberapa OPD, termasuk Dinas Pertanian," jelasnya.
Antiek menyampaikan, di Surabaya memang ada beberapa lahan yang digunakan untuk pertanian, tetapi hasilnya sangat kecil dan tidak bisa memenuhi kebutuhan.
Untuk diketahui, Gabah Kering Basah (GKB) yang dihasilkan per Januari 2023 dengan luas panen 57,7 ha sekitar 409,2661 ton, bila dikonversi ke beras hanya menjadi 225,3 ton.
"Sementara kebutuhan satu bulan di Surabaya bisa mencapai 15.695,04 ton. Hasil panen sangat kecil untuk mencukupi kebutuhan," papar Antiek.
Ketika ditanya faktor cuaca apakah memengaruhi hasil panen di Surabaya. Antiek membenarkan, bahwa pengaruhnya sangat besar.
"Dari pengairan, iklim dan jenis tanah akan sangat memengaruhi," imbuhnya. Ia juga menegaskan bahwa luas lahan pertanian di Kota Surabaya sangat kecil. Maka itu, pertanian bukan sektor utama.
"Kalau untuk perkotaan seperti Surabaya lebih ke perdagangan dan jasa. Kami lebih menguatkan pada kerja sama dengan daerah penghasil beras," tandasnya.
Terkait, musim panen pada Maret mendatang. Pihaknya juga belum bisa memastikan apakah ada lahan pertanian di Surabaya yang juga akan panen. Pasalnya, pada Januari lalu lahan pertanian di Lakarsantri sudah mengalami panen.
Sebelumnya, diketahui harga beras di Surabaya terus mengalami kenaikan. Bukan hanya beras kemasan 5 kilogram, kenaikan harga juga terjadi pada beras yang dijual eceran per kilogramnya.
Kenaikan harga beras bisa mencapai Rp1.500 sampai Rp2.000 per kilogramnya. Menanggapi hal tersebut, Walikota Surabaya Eri Cahyadi berkoordinasi dengan Bulog dan Dinas Perdagangan untuk melakukan operasi pasar.
"Operasi pasar akan segera kami lakukan, dua hari lagi mungkin. Nanti bersamaan dengan operasi pasar Minyakita, atau minyak ekonomis" ujar Eri, 3 Februari 2023 lalu.
Eri menjelaskan, pihaknya berkoordinasi dengan Bulog dan Pemprov Jatim terkait ketersediaan beras lokal. Sebab, panen baru akan terjadi Maret mendatang, sehingga stok beras lokal harus dipastikan aman.
Advertisement