Djarot: Pendatang Baru di Jakarta Harus Lapor RT/RW
Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta para pendatang baru agar segera melaporkan kedatangannya kepada pengurus RT dan RW setempat.
"Tiba di Jakarta, pendatang harus langsung lapor kepada RT dan RW yang ada di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing," kata Djarot di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (5/7) pagi.
Menurut dia, seluruh pendatang baru harus memiliki tujuan yang jelas, jaminan tempat tinggal serta surat pengantar dari pengurus RT dan RW di daerah asalnya.
"Semua pendatang baru di Jakarta harus punya tujuan yang jelas, mau tinggal dimana dan harus ada surat pengantar dari RT dan RW di daerahnya," ujar Djarot.
Lebih lanjut, dia mengimbau seluruh pendatang agar membekali diri dengan pekerjaan atau keahlian khusus sebelum mutuskan untuk datang ke Jakarta.
"Jakarta ini kota yang terbuka untuk siapa saja. Siapa saja boleh datang. Yang tidak diperbolehkan itu kalau datang, kemudian mengemis atau mendirikan bangunan liar," tutur Djarot.
Mantan wali kota Blitar itu mengingatkan apabila kehidupan para pendatang semakin memburuk, misalnya tinggal di gerobak, maka akan dibawa ke panti sosial.
"Dulu kan pernah sampai ada orang-orang yang tinggal di gerobak, tinggal di kereta. Kalau sampai terjadi seperti ini, maka orang-orang itu akan kami bawa ke panti-panti sosial," ungkap Djarot.
Sementara Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno menilai kedatangan warga dari daerah ke Jakarta seusai Lebaran sebagai berkah. Sandiaga mengatakan akan ada banyak peluang dengan padatnya penduduk di Jakarta.
"Kepadatan penduduk kalau pola pikir entrepreneurship itu berkah. Karena pasarnya ada di Jakarta. Mau kita bisnis apa saja kan enak itu peluang usaha juga. Bila saya memimpin Jakarta nanti, saya tidak akan menghalangi para pendatang yang masuk ke Jakarta. Kami akan menyesuaikan kebijakannya untuk mensejahterakan banyaknya penduduk yang ada di Jakarta," katanya.
"Saya melihat konsep bahwa ini kita nggak bisa halangi karena sesuai dengan prediksi 75 persen populasi dunia ada di urban. Jadi kita harus lihat bagaimana kota harus membangunnya melalui program yang bisa ciptakan kesejahteraan bagi mereka," tutur Sandiaga. (ant)