Djan Faridz Tuding Rommy Biang Kerok Anjloknya Elektabilitas PPP
Hasil jajak pendapat beberapa lembaga survei menunjukkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), terancam tidak lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold sebesar 4% suara.
Hasil survei terbaru LSI menunjukksn PPP 2,9% suara. Sebelumnya, Litbang Kompas (22 Februari-5 Maret 2019) memperlihatkan PPP meraih 2,7% suara. Tak beda jauh, Vox Populi (5-15 Maret 2019) memaparkan bahwa PPP memperoleh dukungan 2,9% suara.
Dari ketiga survei ini, PPP secara konsisten bersanding dengan partai-partai baru di bawah ambang batas parlemen, yakni Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Perindo, Garuda, dan Berkarya. Padahal, dalam pemilu 2014, PPP lolos parliamentary threshold.
Beberapa tokoh yang pernah ikut membesarkan PPP, menyayangkan kalau partai Islam berlambang Kabah, benar-benar tersingkir dari Senayan.
Ketua Umum PPP hasil muktamar Jakarta, Djan Faridz menuding mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy (Rommy) penyebab merosotnya elektabilitas PPP menjelang Pemilu 2019.
"Meskipun ada yang melindungi, tapi sekarang topengnya telah terbuka dan semua orang tahu, siapa Romahurmuziy itu sebenarnya," kata Djan Faried kepada ngopibareng.id, Sabtu 6 April 2019.
Direktur Riset Charta Politika, Muslimin mengatakan, para responden melihat intensitas kegiatan caleg PPP berada di bawah PDIP, Gerindra, Golkar, PKB, dan Nasdem. Survei dilakukan bersamaan dengan penangkapan Romy oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Saya harus katakan ini pengaruh OTT (operasi tangkap tangan) Rommy yang membuat penurunan angka elektabilitas PPP," kata Muslimin
Sebaliknya, Sekjen PPP Asrul Sani, membantah bahwa Rommy penyebab merosotnya elektabilitas PPP. Loyalis Rommy itu balik munuding Djan Faridz juga ikut merong-rong kewibawaan PPP. "Dia sendiri juga membuat pengurus PPP tandingan," kata Asrul Sani. (asm)