Divonis Kanker Tulang, Pras Menolak Kaki Diamputasi
Sungguh malang nasib Henri Prasetyo, 18 tahun. Warga Jalan Wijaya Kusuma, Gang Baru, Blok B Nomor 05, RT 05 RW 1, Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo itu divonis mengidap kanker tulang.
Dokter di RSUD dr Mohamad Saleh, Kota Probolinggo merekomendasikan agar kaki Pras, panggilan Henri Prasetyo diamputasi. Tetapi remaja lulusan SMK itu menolak kalau kakinya dipotong.
Anak kedua dari empat bersaudara itu akhirnya hanya bisa menjalani hari-harinya dengan tergolek lemah di atas kasur di rumahnya. Jangankan berjalan, untuk bergerak saja, Pras mengaku kesulitan.
Dikatakan kaki kiri bagian lutut hingga betis bengkak dan membesar. Diah Ernawati, 44 tahun, ibu Pras mengatakan, putranya terserang kanker tulang.
Penyakit Pras itu diketahui, saat Diah dan suaminya Nardiyanto, 49 tahun membawa Pras ke RSUD dr Mohammad Saleh. Dengan alasan tidak memiliki biaya berobat, Pras hanya dibawa ke tempat pengobatan alternatif.
"Suami saya dulu kerja di bank tetapi sudah resign, karena tidak kerasan," kata Diah saat Kapolresta AKBP Alfian Nurrizal menjenguk Pras, Kamis, 1 Agustus 2019.
Pras sempat dibawa ke pengobatan alternatif di Paiton, Kabupetan Probolinggo. Saat proses pengobatan tradisional, seorang teman menyarankan agar Pras dibawa ke RSUD.
“Bahkan teman saya itu minta bantuan ke Pak Wali Kota. Anak saya dijemput ambulan ke sini. Gratis," kata Diah.
Pras sempat dirawat dua hari di RSUD tetapi kemudian meminta pulang paksa. “Pras minta pulang paksa karena menolak kakinya diamputasi,” katanya.
Kondisi kaki Pras semakin parah. Benjolan di kaki kiri semakin besar. Kondisi semakin mengkhawatirkan karena mental Pras juga tertekan. “Pras kembali kami bawa berobat ke pengobatan alternatif di Paiton,” kata Diah.
Kapolresta yang menjenguk Pras berusaha membesarkan hati remaja itu. “Mas Pras harus lebih semangat, selalu berdoa dan tawakal. Mudah-mudahan segera sembuh,” katanya.
Diah mengaku, tidak mengira anaknya bakal mengidap penyakit segawat itu. Soalnya, Pras yang lulusan SMKN 2 Kota Probolinggo itu awalnya mengaku, ada benjolan kecil di kaki kirinya.
Karena benjolan itu terasa gatal, ibunya memberinya obat penghilang gatal. Tidak sembuh, malah benjolan itu semakin besar.
Akibat penyakitnya Pras yang lulusan SMK itu batal melanjutkan kuliahnya. “Pras sebenarnya ingin kuliah, tetapi takdir berbicara lain,” ujarnya.
Pras mengaku, kalau kakinya terkadang sakit seperti ditusuk-tusuk benda tajam. Terutama saat suhu dingin dan malam hari. Saat ditanya soal makan, ia mengaku, tidak ada masalah. (isa)