Divaksin, Emil: Gak Ada Gejala Apa-Apa
Vaksinasi Covid-19 pertama di Jawa Timur telah dilaksanakan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis 14 Januari 2021. Total ada 21 tokoh dari jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jatim dan tokoh di Jatim yang menjalani proses tersebut.
Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak merupakan tokoh pertama yang mendapat vaksin pertama. Dalam proses tersebut, ia mengaku cukup tegang saat menjadi orang pertama yang divaksin. Apalagi dengan dilihat banyak orang.
“Ada peristiwa yang menarik, tadi tensi kami ternyata rata-rata di atas dari biasanya karena mungkin banyak teman-teman merasa tegang. Sebab biasanya saat divaksin gak ada yang nontonin. (Tensi) saya 133, padahal biasanya 110-an,” aku Emil usai vaksin.
“Tadi waktu disuntik, saya tidak melihat agar tenang karena melihat Pak Presiden suntik jadi tenang. Tapi tiba-tiba mbaknya ngomong kurang dalem, aduh mati saya,” imbuhnya seraya tertawa.
Terlepas dari itu, ia mengatakan, proses vaksinasi ini merupakan bentuk kerja bersama pemerintah dengan semua pihak untuk bersama-sama bisa segera memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Bahkan, ia mengaku, selama 30 menit menunggu munculnya gejala pasca vaksin seperti gatal-gatal, kemudian bengkak di area yang disuntik, demam, maupun kelelahan, ternyata tidak ada satupun gejala yang ia rasakan.
“30 menit sudah berlalu. Alhamdulillah tidak ada gejala, kondisi baik. Ekspetasi saya langsung muncul, tapi gak ada yang ngilu sampai sekarang,” aku mantan Bupati Trenggalek itu.
Karena itu, ia berpesan kepada masyarakat agar tidak takut untuk menjalani vaksin, karena Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah melakukan berbagai upaya sampai dinyatakan aman.
Tak hanya itu, selama proses vaksinasi juga dilakukan berbagai prosedur pengecekan kesehatan, sehingga proses vaksinasi berjalan lancar.
“Sebagai yang sudah mengalami, bagi yang takut disuntik nggak usah takut. Saya pernah diambil darah itu kan lebih terasa. Kalau ini cepat sekali dan gak terasa. Sebelum kita ini banyak sekali yang mengikuti uji klinis tahap tiga. Jadi ini telah mengikuti proses yang sangat ketat sebelum BPOM mengeluarkan izin,” pungkasnya.
Advertisement