Ditutup, Asongan di Kawasan Makam Gus Dur Tak Kerja Dua Bulan
Dampak pandemi covid-19 dirasakan oleh pedagang asongan di kawasan makam Gus Dur di Tebuireng Jombang. Sejak 15 Meret 2020 pedagang asongan telah diliburkan dan sampai saat ini belum menerima bantuan.
Mudrikah, salah satu pedagang asongan setempat mengaku tak melakoni kerjaan utamanya selama dua bulan terakhir. “Ini saya sudah nggak jualan sejak makam ditutup. Suami saya juga nggak jualan, kami sama-sama jualan di Gus Dur soalnya” kata Mudrikah kepada Ngopibareng.id pada Kamis, 30 April 2020.
Perempuan yang akrab disapa Mud itu sudah berjualan di makam Gus Dur sejak tahun 2010. Dia bersama 57 pedagang yang lain, begadang setiap hari di makam Gus Dur. Sejak pukul 06.00 hingga 24.00. Selain itu yang menjadi bahan pertimbangannya adalah saat bulan puasa tiba makam ditutup selama sebulan. Pekerjaan itu menjadi pemasukan utama untuk keluarga dengan tiga anak itu.
Kini setelah lebih dua bulan ia tak berdagang, perempuan berkerudung itu mengaku mengandalkan tabungan persediaan hasil bekerja selama 10 tahun. Namun, dirinya tidak yakin jika tabungan puluhan tahun itu bisa untuk bertahan hingga bulan Juni. “Ini saya ada tabungan hasil bekerja sebelum makam ditutup. Insyaallah mungkin cukup sampai mei, ya dicukupkan dan diirit”, katanya.
Selain itu, ia juga berusaha mencari pendapatan dengan bekerja serabutan, sebagai buruh cuci yang per hari nya dibayar dua ribu rupiah.
Ia mengali, tokoh masyarakat setempat sudah mendata KTP warga Tebuireng pada 15 April 2020. Tujuannya, untuk memberi bantuan kepada warga akibat pandemi. Sayangnya, hingga sekarang bantuan tersebut belum diterimanya.
Perempuan berusia 44 tahun itu berharap bantuan berupa uang dan sembako bisa segera datang. Terlebih dirinya sudah dua bulan lebih tak da pemasukan dari berdagang asongan. Sang suami yang berprofesi sama pun tidak bisa berbuat apa-apa.
“Ya semoga ini bantuannya segera datang, biar bisa saya terima. Semoga pandemi ini juga segera terakhir” harapnya.