Dituding Tutup Akses Surabaya, Joni: Orang Rusia Saja Kita Rawat
Koordinator Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi menegaskan, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo terbanyak diisi pasien asal Surabaya. Jumlahnya ada 865 atau 79 persen dari total 1.097 pasien yang sudah dirawat di RS milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur itu.
"Seluruh pasien Covid yang dirawat di Soetomo 1.097 pasien, sebanyak 865 atau 79 persen orang Surabaya, di RS Lapangan paling banyak juga warga Surabaya. Kenapa? Karena kita di Surabaya. Kita tidak membedakan pasien itu dari mana, karena sumpah dokter demikian,” kata Joni ketika ditemui di Mapolda Jatim, Surabaya, Selasa 30 Juni 2020 siang.
Joni menjelaskan, utilitas ruangan isolasi pasien Covid-19 di RSUD Dr Soetomo telah disiapkan 232 bed. Bahkan, dari jumlah tersebut sudah terisi penuh. Rinciannya ruang ICU, HCU, dan low care unit.
Joni menambahkan, tidak menutup akses bagi warga Surabaya, karena memang penuh terkadang RS pun mau tidak mau harus memindahkan pasien. “Kita pernah ada orang Rusia celaka di Bromo saja kita rawat,” katanya.
Ia mengatakan, ada protokol penanganan pasien Covid yang memang harus dilakukan oleh rumah sakit berdasar dari Peraturan Kementerian Kesehatan. Protokolnya, setiap pasien dibolehkan pulang setelah dinyatakan negatif dalam dua kali pemeriksaan swab. Sehingga, pasien yang sembuh harus menunggu waktu cukup lama untuk keluar, yang membuat pasien yang di luar tidak cepat mendapat tempat.
Sebelumnya, Walikota Surabaya Tri Rismaharini nangis dan bersujud di hadapan beberapa pengurus organisasi kesehatan dan Ketua Tim Pinere RSUD Dr Soetomo dokter Sudarsono. Risma melakukan hal tersebut ketika mendengar keluh kesah Sudarsono, yang menyampaikan jika rumah sakitnya overload pasien Covid-19, dan tentang banyaknya warga yang tidak patuh protokol kesehatan.
“Kami dokter UGD di Soetomo kurang koordinasi dengan pihak Pemkot. Banyak yang mati sia-sia karena rumah sakit overload,’ kata Sudarsono.
Di tengah adu argumentasi itu, Risma yang duduk di hadapan para dokter mendadak sujud. Dengan mata memerah dan suara yang terdengar menahan tagis, Risma terlihat sujud dua kali, sebelum kemudian ditahan dan dibantu berdiri oleh sekelompok orang yang hadir pada audiensi tersebut.
Tak berselang lama, Risma kemudian mengatakan jika selama ini pihaknya kesulitan berkomunikasi dengan pihak RSUD Dr Soetomo. "Kami tidak terima. Karena kami tidak bisa masuk ke sana (RSUD Dr Soetomo untuk komunikasi)," kata Risma.
Risma mengungkapkan, pihaknya berulang kali mencoba berkomunikasi dengan RSUD Dr Soetomo, namun hasilnya tetap nihil. Bahkan, menurutnya bantuan APD dari pemkot sempat ditolak karena pihak RSUD Dr Soetomo sudah cukup memiliki APD.
Advertisement