Dituding Main Sabun di Olimpiade 2012, Ini Kata Greysia Polii
Karier Greysia Polii semasa aktif sebagai pebulutangkis mengalami pasang surut. Olimpiade 2012 London menjadi momen terburuknya karena ia dituding main sabun.
Saat itu Greysia yang masih berpasangan dengan Meiliana Jauhari melalui Olimpiade dengan catatan tak mengesankan. Alih-alih meraih medali, ganda putri Indonesia itu dinilai tak tampil ngotot sampai akhirnya diganjar kartu hitam oleh wasit yang memimpin pertandingan.
Laga itu juga membawa mereka kepada vonis bersalah dan didepak dari Olimpiade 2012. Bahkan, PBSI juga memberikan hukuman larangan bertanding selama tiga bulan kepada pasangan tersebut.
Situasi itu sempat membuat Greysia trauma sampai berbulan-bulan. Dia juga phobia bertemu orang karena tuduhan yang tak pernah ia lakukan.
"Waktu itu memang saya dan Meiliana partner di London 2012 itu. Kami sangat terpukul karena sistem yang seharusnya jadi sebuah keuntungan buat kami pada akhirnya malah jadi merugikan saat itu," kata Greysia kepada pewarta saat acara Media Ghatering di kawasan Jakarta, Rabu 2 Agustus 2023 kemarin.Greysia menjelaskan, saat itu Olimpiade khusus cabang olahraga badminton memang baru saja mengubah sistem dari babak eliminasi menjadi round robin. Alasannya, agar atlet-atlet mendapat kesempatan bertanding lebih banyak.
"Bagus sih. BWF bilang supaya orang datang ke Olimpiade supaya mainnya enggak cuma satu kali, 30 menit, kita udah 20 tahun latihan masa main di Olimpiade cuma setengah jam lalu kelar? Jadi supaya ngasih kesempatan untuk atletnya bisa main lebih daripada itu," ujarnya.
Namun, kejanggalan terjadi saat China dan Korea Selatan melakukan praktek curang saat babak penyisihan. Wang Xiaoli/Yu Yang yang merupakan unggulan pertama mengalah dari Jung Kyung Eun/Kim Ha Na. Mereka kalah dengan skor telak 14-21, 11-21 dari Jung/Kim.
"Saya itu ngeuh-nya itu pas Zhao Yunlei kalah sama si (Christina) Pedersen, itu yang ngaruh, karena China ini kan mau berambisi untuk kalau China final pada waktu itu kan. Otomatis waktu lihat di sore hari pertandingannya Wang Xiaoli sama Kim Ha Na itu seperti membuang bola, seperti enggak mau main, itu kan obvious sekali. Kita bisa lihat di YouTube juga pertandingan itu sangat tidak sportif lah," dia menceritakan.
Menurutnya, dari situ pula mereka berpikir pada momen itu kok mainnya seperti itu? Jangan-jangan Yu Yang disuruh ngalah supaya mereka enggak ketemu Zhao Yunlei nih, karena beda blok di semifinal. Begitu percaya dirinya tim China, dari situ prasangka terjadi. Saya dan Meiliana dan Koh Paulus bilang bahwa ini kok China sama Korea bisa kayak gitu ya mainnya?"
"Sebenarnya kan kita harus menang karena kita sudah pasti tahu proyeksinya itu Wang Xiaoli itu sudah pasti menang sama si Kim Ha Na. Enggak mungkin kalah. Jadi kita harus mati-matian, saya harus melawan ini agar jadi juara grup dan ketemunya Kim Ha Na. Itu semua si Korea pun berpikiran yang sama. Mereka menghindari Wang Xiaoli/Yu Yang pada saat itu."
"Tapi kenyataannya saat masuk lapangan, Korea kan yang memegang serve. Pas dia serve, mencong ke sebelah sana. Saya bilang, waduh sudah bener ketahuan kalau mereka enggak mau main dengan baik. Bola-bolanya dibuang dan itu membuat efeknya ke saya," ujarnya.
Greysia menilai, ia dan Meiliana sejatinya sudah berupaya untuk bernegosiasi dengan BWF, tapi sayangnya rekam jejak saat itu tidak ada. Dengan kata lain, bukti bahwa lawan bermain tidak serius juga tak ada.
"Dulu kadang-kadang saya suka (berpikir) enggak adil nih. Saya mau main terbaik tiba-tiba mereka main kayak gini. Tapi kan saya sudah masuk di kandang macan ibaratnya dan enggak ada jejak rekam yang bisa kita lihat untuk membela keseriusan kita, tim Indonesia. Akhirnya ya sudah, dari situ saya merasa, ya sudah saya memang harus terima dengan keputusan BWF, dengan keputusan IOC pada saat itu," tambahnya.
Karena kejadian itu, Greysia yang kembali dari London terpaksa mengasingkan diri agar tak bertemu dengan media.
"Dari airport kami sudah enggak boleh pulang bareng, harus diungsikan, enggak boleh ketemu media, harus pakai topi, pakai apa dan lain sebagainya. Sampai di Indonesia ngumpet di rumah, enggak ada yang tahu rumah saya di mana. Media itu mencari saya dan Meiliana."
"Saya takut bener. Saya yang disalahin semua. Dulu zaman Twitter sama Facebook itu sudah ada Netizen menjelek-jelekkan, yang kontra sama saya itu banyak. Saya mau ke Indomaret saja takut. Karena itu kan masalah negara pada saat itu, jadi membuat saya susah waktu itu," ujarnya.
Situasi dan kondisi saat itu membuat Greysia Polii trauma secara mental. Ia membutuhkan setidaknya satu tahun untuk benar-benar melupakan kejadian buruk tersebut. Terlebih, ia juga mengalami cedera yang membuat kemampuan serve dan stroke-nya hilang.
"Mau masuk lapangan saja takutnya luar biasa. Seperti dihantui, kayak orang tuh mau melihat saya, jadi pemikiran saya selalu kaya seperti itu. Jadi efeknya ketika saya mau balik lagi ke bulutangkis," Greysia mengungkapkan.
Setahun berlalu dan dibantu oleh orang-orang terdekat hingga psikolog dari Pelatnas, Greysia Polii akhirnya mampu bangkit. Ia kembali bermain bulutangkis dengan berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari.
Bersama Nitya yang hanya berjarak dua tahun sejak kejadian, Greysia mampu mengukir sejarah dengan membawa pulang medali emas di Asian Games 2014.
"Setelah setahun lewat, Pelan-pelan saya dan Nitya jadi juara dan bisa dapat sesuatu. Musim baru, hidup baru, angin segar lagi buat kehidupan saya, walaupun saya belum total sembuh pada saat itu, tapi dengan berjalananya waktu pas banget langsung breakthrough-nya di 2014 Asian Games," kata Greysia.
"Itu salah satu mimpi besar saya juga membawa ganda putri ke level tingkat dunia ke tingkat Asia, dan Asian Games itu notabene adalah Korea dan China yang pasti bakal menguasai. Tapi karena ada bantuan support dan lain sebagainya, maka bisa jadi breakthrough di situ. Saya juga bilang ini juga menjadi breakthrough saya dan ganda putri," kata Greysia.
"Karena dari 2014 itu prestasi makin lama makin baik dan naik, walaupun ada problem lagi dalam perjalanan. Tapi on the track. Juara dan semakin bersinar lagi. Jadi hal itu yang mungkin membuat awalnya tidak bagus tapi ditutup dengan baik dan manis," ujarnya bersyukur.
Sumber: Detik.com
Advertisement