Dituding Dalang “Hancurkan Risma“, Ini Kata Machfud Arifin
Calon Walikota Surabaya nomor urut dua, Machfud Arifin menegaskan dirinya tidak pernah merencanakan bahkan melakukan upaya untuk mencederai proses Pemilihan Walikota (Pilwali) Surabaya dengan cara-cara negatif, seperti tudingan dari tim paslon nomor urut satu Eri Cahyadi-Armuji.
Mantan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur itu mengaku, dirinya telah berkomitmen untuk menjalankan setiap proses dengan penuh kejujuran dan keadilan, dan itu telah ia janjikan dalam berbagai deklarasi damai baik oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) maupun Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
“Latar belakang saya adalah sebagai aparat keamanan, saya jadi kapolda 3x, saya besar di reserse. Logikanya sangat jauh dengan wacana saya nyuruh melakukan kecurangan,” ujar Machfud, Minggu 29 November 2020.
Karena itu, ia berprinsip untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Baginya, perbedaan bukan menjadi hal yang ditakuti justru menjadi kekuatan untuk membawa Surabaya dan Indonesia lebih baik.
Terkai dengan munculnya video viral “hancurkan Risma” yang dilakukan oleh kelompok Banteng Ketaton (pendukung paslon dua), Machfud mengaku tidak pernah membuat perintah tersebut.
“Itu tanpa sepengetahuan saya sampai muncul perseteruan itu. Kalau ada orang pake baju saya ya gak masalah memang selama ini saya bagi baju itu untuk dipakai,” aku Machfud.
Namun, ia telah meminta klarifikasi dari Banteng Ketaton terkait video tersebut dan memang dilakukan atas inisiatif mereka sendiri karena kekecewaan terhadap Tri Rismaharini.
Seperti diberitakan sebelumnya, video viral muncul karena kelompok Banteng Ketaton yang menyanyikan yel-yel “hancurkan Risma”. Video tersebut kemudian mendapat kecaman dari kubu Eri Cahyadi-Armuji karena memicu perpecahan warga.
Hanya, video tersebut sudah diklarifikasi oleh Ketua Banteng Ketaton Sri Mulyono Herlambang yang mengaku kecewa kepada Risma yang dinilai sebagai pelaku pemecahbelah di internal PDIP. Apalagi, dalam Pilwali ini PDIP tidak memberi rekomendasi kepada kader asli yakni Whisnu Sakti Buana.
“Banteng Ketaton tidak melakukan perlawanan kepada Ketua Umum (Megawati Soekarnoputri) dan DPP PDI Perjuangan. Tapi Banteng-Banteng Ketaton melawan terhadap kepentingan Risma, anaknya Risma dan paslon Eri-Armudji," katanya ketika diklarifikasi, Jumat 27 November 2020
"Saya tegaskan lagi, Banteng Ketaton tidak ingin menghancurkan secara fisik Kota Surabaya. Kita cinta damai. Surabaya harus aman, damai, maju kotane, makmur wargane. Tapi yang ingin kita hancurkan adalah arogansi Risma dan oligarki politik Bu Risma," imbuh Herlambang.