Ditolak 3 Negara, Kamboja Izinkan Kapal Terjangkit Corona Menepi
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mendapat pujian dari badan kesehatan dunia (WHO) setelah mengizinkan kapal pesiar MS Westerdam belabuh di negaranya. Kapal tersebut terombang-ambing selama dua pekan di laut setelah ditolak oleh tiga negara ketika hendak berlabuh. Satu penumpang di kapal tersebut sebelumnya diduga terinfeksi virus corona.
Kejadian itu berlangsung pada 14 Februari 2020. PM Hun Sen berkunjung ke Sihanoukville, Kamboja, untuk menyambut sekitar 2.000 penumpang kapal tersebut, sambil membawa bunga dan memeluk penumpang.
Pemerintahannya juga menyiapkan pesta serta merencanakan agenda jalan-jalan pada penumpang. “Meski Kamboja negara miskin, tapi siap mengatasi masalah global dan mengenyahkan ketakutan dan diskriminasi,” tulis Hun Sen di dinding Facebooknya.
Tindakannya menuai banyak pujian. Koran pro pemerintah Phnom Penh Post memuji Hun Sen atas “aksi kemanusiaanya” dalam artikel berjudul “Hun Sen penyelamat”, sedangkan Pimpinan WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus berterimakasih atas “tindakan solidaritasnya,” dan menyerukan agar dunia menghindari “stigma dan ketakutan,”. Pujian juga datang dari Donald Trump.
Namun pujian berubah setelah seorang pasien berusia 83 tahun positif terjangkit virus corona ketika berada di Malaysia. Kini pemerintah Malaysia telah menyatakan jika pasien itu bersih, namun tetap berada di pengawasan rumah sakit setempat karena masih menunjukkan gejala.
Kini langkah Hun Sen dikhawatirkan akan memudahkan penyebaran virus ke berbagai penjuru dunia. Sebab, setelah menepi di Kamboja, penumpang segera melanjutkan perjalanan pulang ke tujuan masing-masing.
Perkembangan kasus juga memancing kemarahan sejumlah penduduk Kamboja yang khawatir virus akan merebak di Kamboja.
Morth Sopha, penduduk di Provinsi Koh Kong, Kamboja, mengatakan jika tindakan Hun Sen ditujukan pada kawan dekatnya, Pemerintah China.
“PM tidak mendapatkan apa pun di dalam negeri, karena banyak warga Kamboja tak suka dengan tindakannya. Ia hanya ingin pamer ke dunia dan mendapatkan keuntungan internasional,” ujarnya, diterjemahkan dari Aljazeera.