Abaikan PSBB, Pasar Tanah Abang Jadi Lautan Manusia
Kawasan Pasar Tanah Abang berubah menjadi lautan manusia. Ironisnya terjadi di tengah pandemi Covid-19 dan diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketiga untuk wilayah DKI.
Masyarakat dari kawasan Jabodetabek tersebut nekat pergi ke Pasar Tanah Abang untuk membeli kebutuhan lebaran, pakaian wanita, baju anak-anak dan kue.
Sejumlah ibu-ibu mengatakan, tetap ingin merayakan lebaran dengan tradisi kumpul kumpul dan makan bersama keluarga sambil pamer baju baru. Mereka menyatakan, tak mau terus dikalahkan oleh corona.
Selain itu, uang yang mereka miliki hanya cukup untuk membeli baju di Pasar Tanah Abang yang dinilai murah meriah.
Karena itu tidak adil kalau mal boleh buka, pasar rakyat tidak, kata ibu Etty asal Pamulang, sambil menuntun dua anaknya di tengah ramainya pengunjung yang akan belanja.
Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat ini menjadi pilihan dengan pertimbangan sebagai pasar grosir terbesar di Asia. Selain harganya murah, lokasi pasar tersebut bisa dijangkau dengan kereta rel listrik ( KRL ) langsung dari Bogor, Depok dan Bekasi menuju Stasiun Tanah Abang.
Ini terlihat kepadatan penumpang KRL yang datang dari arah Bogor, Tangerang dan Bekasi.
Dalam pengamatan Ngopibareng.id di Pasar Tanah Abang pada Kamis, 21 Mei 2020, tidak ada satu pun petugas yang menghentikan gerakan ribuan manusia yang baru turun di stasiun KA Tanah Abang. Demikian pula ketika mereka menuju Pasar Tanah Abang bisa melenggang tanpa ada petugas yang menghalanginya.
"Belanja di Pasar Tanah Abang kendarannys gampang, keluar stasiun langsung ketemu pasar, sehingga tidak perlu oper ke kendaraan lain," kata Ibu Rini dari Depok.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, serta Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil Kamil, sebelumnya mengajukan permohonan kepada Kemenhub, operasi KRL untuk sementara supaya dihentikan untuk mengurangi mobilisasi masa, dan mencegah penularan virus corona melalui moda transpotasi.
Tapi permohonan dua gubernur ini ditolak oleh Plt Menteri Perhubumgan Luhut Binsar Panjaitan. Bahkan sekarang semua moda transpotasi darat, udara, laut boleh beroperasi.
Menghadapi luapan manusia di Pasar Tanah Abang, Kasatpol PP Kecamatan Tanah Abang Budi Salamun menyatakan tidak mampu membendung gelombang massa yang jumlahnya sedemikian besar.
"Risikonya sangat besar, paling sederhana saya hanya menyerukan supaya tetap memakai masker dan sesampainya di rumah supaya mencuci tangan dengan sabun, mandi dan berganti pakaian," kata Budi.
Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Arief Nasrudin, mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperpanjang penutupan sementara Pasar Tanah Abang hingga 22 Mei 2020 untuk mencegah penyebaran virus, tapi pedagang kaki lima buka lebih awal.
Padahal, petugas gabungan Satpol PP, Polri dan TNI, sudah memperingatkan mereka, tapi masih saja selalu kucing-kucingan. Artinya, setelah petugas bergeser ke tempat lain, lapaknya digelar lagi.
Beberapa pedagang mengakui bersalah melanggar aturan, tapi ini persoalan perut, jadi harus ada jalan tengah.
Advertisement