Ditemukan Empat Jenis Tanaman Obat Langka di TNBTS
Balai Besar (BB) Taman Nasional Bromo-Tengger Semeru (TNBTS) mulai melakukan riset terhadap tanaman obat yang berada di wilayah konservasi. Riset tersebut dilakukan dengan berkolaborasi dengan perguruan tinggi maupun lembaga penelitian.
"Untuk jenis tanaman obat berkhasiat kami pernah melakukan riset dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Dia khusus riset terkait tanaman obat langka di TNBTS. Waktu itu ditemukan empat jenis tanaman obat langka," ujar Plt Kepala BB TNBTS, Novita Kusuma Wardhani pada Sabtu, 5 Juni 2021.
Namun, Novita tidak menyebutkan secara spesifik nama dari jenis tanaman obat langka di kawasan konservasi TNBTS tersebut. Langkah terpenting saat ini, kata Novita, yaitu menjaga tanaman obat tersebut tetap lestari dan tidak sampai diburu oleh orang lain.
"Ini yang menjadi concern kami agar tetap dilestarikan," katanya.
Dari pendataan BB TNBTS, ujar Novita, ada sebanyak 311 jenis flora yang tersebar di wilayah konservasi meliputi tumbuhan berkayu, anggrek, bambu, lumut jenggot dan tanaman obat. Total luas kawasan TNBTS sendiri mencapai 50.276 hektar.
Selain itu, tambah Novita, pihaknya juga melakukan kerja sama dengan Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur untuk meneliti khasiat dari tanaman Jamur Cordyceps yang ditemukan di kawasan taman nasional.
"Satu lagi yang sedang kami kerjasamakan dengan UB yaitu jenis Jamur Cordyceps. Ini yang akan kami teliti lebih dalam (khasiatnya) sehingga bisa membuat terobosan baru," ujarnya.
Ditambahkan oleh Pengendali Ekosistem Hutan BB TNBTS, Toni Artaka mengatakan bahwa jenis tanaman Jamur Cordyceps ini berfungsi sebagai pengendali populasi serangga di kawasan hutan.
"Di hutan itu ada jenis-jenis serangga contohnya robber fly, ini inangnya itu dari Jamur Cordyceps. Jadi berfungsi sebagai sumber genetik mengatasi serangga dan hama di hutan," katanya.