Ditempel Label Halal, Ketika Sufi Menjual Kambing
Ciri khusus bagi kaum sufi dalam menyampaikan pesan, di antaranya, dengan lelucon. Humor sufi menjadi bagian penting dalam memahami kehidupan dengan dimensi esoteris (terdalam) dalam semesta rohani.
Sufi Menjual Kambing
Suatu malam seorang ulama sufi bermimpi bahwa ia sedang menjual seekor kambing yang gemuk.
"Berapa harga kambing ini ?" tanya seorang calon pembeli.
"Dua belas dinar." kata sang sufi.
"Tujuh dinar."
"Tidak boleh."
"Delapan dinar."
"Tidak boleh."
Ketika tawaran mencapai sembilan dinar, sang sufi terbangun dari tidurnya. Ia membuka kelopak matanya dan mengusapnya. Tak seekor kambingpun ia lihat. Pun tak ada calon pembeli. Cepat-cepat ia memejamkan matanya lagi sambil berkata.
"Kalau begitu, baiklah, sembilan dinar boleh kamu ambil."
Ditempeli Label Halal
Amrin Pembolos terkejut membuka-buka simpanan berita. Berita di masa lalu, yang masih teringat dalam kenangannya:
Mulai tadi pagi para ulama se-Jawa mengizinkan inul goyang ngebor setelah pantatnya diberi stempel HALAL.
Advertisement