Ditanya Arah Politik ISNU, Begini Kata Ali Masykur Musa
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU), Ali Masykur Musa, enggan memberikan komentar terkait arah politik pada Pilpres 2024. Hanya saja, ia menghendaki seluruh capres dan cawapres yang ada, tidak boleh meninggalkan Nahdlatul Ulama (NU).
“Kalau soal itu (dukungan capres-cawapres) saya no comment ya. Saya berdoa semoga fakta dan keinginan NU menjadi bagian dari republik ini harus terwujud. Karena itu semua kandidat tidak boleh meninggalkan NU,” tegas Ali Masykur Musa, usai melantik ratusan Pengurus ISNU Jember, di Aula UNIPAR Jember, Minggu 22 Oktober 2023 petang.
Meskipun enggan berbicara terkait arah dukungan politik, Ali Masykur Musa dalam sambutannya mendorong NU menghargai perbedaan. Jangan sampai warga NU terpecah hanya karena berbeda dukungan.
Karena itu diperlukan transformasi kepemimpinan yang menjunjung kesetaraan. Sebab kesetaraan melahirkan dialog.
“Dalam ilmu, kesetaraan pergaulan dapat melahirkan dialog. NU saat ini kurang berdialog, sehingga perbedaan sering kali dinilai permusuhan, beda pilihan dianggap musuh, dan saat tuntutan tak terpenuhi melawan dan menganggap pimpinan adalah musuh. Itu harus diubah,” tegasnya.
Selanjutnya, Ali Masykur Musa dalam bidang kepemimpinan juga mendorong agar NU meninggalkan budaya kepemimpinan berbasis patron-klien. Pemimpin harus bisa mengajak, bukan memaksa.
“Ke depan, seorang pemimpin harus bisa mengajak. Pilihannya tidak harus diikuti baik hijau maupun kuning,” jelasnya.
Selain itu, Ali Masykur Musa mendorong NU meningkatkan cendekiawan yang masuk dalam pemerintahan. Jika NU tidak memiliki teknokrat-teknokrat yang baru, maka penempatan kader dalam posisi strategis dipastikan mengalami hambatan.
Ali Masykur Musa juga mendorong NU tidak hanya fokus dalam bidang pendidikan. Namun harus mulai mempersiapkan kader pebisnis. Sebab di semua level pemerintahan keberadaan pengusaha selalu mempengaruhi arah kebijakan.
"NU harus meningkatkan bidang ekonomi, teknokrasi, dan pendidikan. Kalau tiga itu dilakukan akan melahirkan sumbangsih besar, ISNU untuk NU dan NU untuk negara," pungkasnya.
Diketahui, pasangan capres dan cawapres telah diumumkan oleh tiap-tiap partai koalisi. Ganjar Prabowo berpasangan dengan Mahfud MD, Anies Baswedan berpasangan dengan Muhaimin Iskandar, dan Prabowo Subianto berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka.
Sampai saat ini, setidaknya ada cawapres yang berasal dari kalangan Nahdiyin, yakni Mahfud MD dan Muhaimin Iskandar. Meskipun ada kader NU terbaik dalam koalisi yang berbeda, suara nahdiyin dalam setiap pesta demokrasi selalu berbeda-beda atau tidak homogen.
Advertisement