Ditangkap! Tersangka Pemerkosa Mahasiswi di Belanda Baru 18 Tahun
Kepolisian Belanda menempuh berbagai cara untuk menangkap pemerkosa mahasiswi Indonesia di Herman Bavinckstraat, Rotterdam. Tersangka asal Rotterdam itu berusia 18 tahun.
Penangkapan tersangka pada Selasa, 24 Juli lalu, dilakukan berdasarkan deskripsi korban, serta rekaman video kamera keamanan (CCTV) di sepanjang rute perjalanan korban dari Stasiun Rotterdam Centraal ke indekosnya.
Polisi juga mengerahkan helikopter di sekitar lokasi kejadian dan mengutus kesatuan polisi satwa demi melacak jejak tersangka.
Selain itu, sebagaimana dilaporkan harian Belanda Algemeen Dagblad yang berbasis di Rotterdam, kepolisian mengutus tim forensik serta menanyai sejumlah orang di kawasan Herman Bavinckstraat.
Sejauh ini, mahasiswi Indonesia yang menempuh pendidikan di Universitas Erasmus Rotterdam (EUR) itu, masih dirawat di rumah sakit dan belum bisa berbicara banyak.
“Setiap orang sangat ingin menangkap tersangka secepatnya. Ini tidak mengurangi penderitaan korban, tapi kami berharap sedikitnya bisa membantu proses pemulihannya,” kata ," kata kepala penyelidik Albert Jansen.
Kejadian bermula ketika korban mengendarai sepeda dari Stasiun Kereta Rotterdam Centraal menuju indekosnya di Herman Bavinckstraat, pada pukul 05.00, Sabtu 21 Juli. Kedua lokasi berjarak sekitar 4,4 kilometer.
Sekitar setengah jam kemudian, saat dia baru tiba di depan indekosnya dan hendak mengunci sepeda, tiba-tiba seorang pria menyerangnya dan memerkosanya.
Laman berita RTV Rijnmond, melaporkan bahwa sang pria menjerat leher korban dengan kunci sepeda.
Beberapa saat setelah itu, dalam kondisi terluka, korban meminta bantuan dari tetangganya yang merupakan seorang perempuan lanjut usia.
Mahasiswi yang tidak disebut namanya demi menjaga privasi korban tersebut luka parah akibat serangan dan harus menjalani operasi.
Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia di Rotterdam, Zaid Ramadhan Hanan, mengatakan telah mendatangi rumah sakit dan memastikan bahwa korban merupakan mahasiswi EUR, dan bukan mahasiswi pertukaran sebagaimana disebutkan di sejumlah media.
Keluarga korban juga saat ini telah berada di Belanda, mendampinginya di rumah sakit. Duta Besar RI untuk Belanda I Gusti Agung Wesaka Puja mendoakan agar korban segera pulih.
“(Korban) Masih dalam perawatan, baik polisi maupun rumah sakit tidak memberi izin untuk menjenguk,” kata mantan dubes RI untuk PBB di Jenewa tersebut.
Sedangkan Direktur Perlindungan WNI dari Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhamad Iqbal, menegaskan bahwa tim Kedutaan Besar RI di Belanda akan terus memberikan pendampingan serta berkoordinasi dengan otoritas setempat.
“Keluarga meminta untuk diberikan privasi dalam kasus ini. Sesuai SOP (prosedur standar operasi) Kemlu kami harus menjaga identitas korban,” ujar Lalu. (yas)