Ditangkap, Pembina Pramuka Belanda yang Bunuh Anak Buahnya
Tersangka pembunuhan brutal seorang anak laki-laki Belanda ditangkap di Spanyol, kata kepolisian hari Minggu 26 Agustus kemarin, menyusul salah satu penyelidikan pembunuhan paling panjang di Belanda.
Nicky Verstappen usia 11 tahun, menghilang pada malam 9 Agustus 1998, atau 20 tahun yang lalu, saat berada di kamp musim panas di cagar alam Brunssumerheide, di dekat perbatasan Jerman.
Jasadnya ditemukan pada petang keesokan harinya, di dekat situs kamp tersebut. Dia mengalami pelecehan seksual sebelum dibunuh.
“Jos Brech, 55 tahun, seorang tersangka dalam kematian Nicky Verstappen ditangkap di Spanyol pada Minggu siang kemarin. Dia ditahan dan akan diserahkan kepada Belanda,” ungkap sebuah pernyataan kepolisian yang dikeluarkan di Limburg, distrik selatan tempat Verstappen menghilang.
Tersangka Jos Brech, mantan pembina pramuka yang dipercaya sebagai pakar bertahan hidup, dilaporkan hilang pada April dan polisi menduga dia bersembunyi di area pegunungan Prancis di wilayah Vosges, tempat dia memiliki sebuah vila kecil.
Brech ditangkap “berkat seorang saksi yang mengenalinya setelah melihat fotonya di media beberapa hari lalu,” tambah penyidik, memuji “kerja sama baik” dengan kepolisian Spanyol.
“Kami mendapatkannya! Jos Brech ditangkap di Spanyol di dekat Barcelona!” kata jurnalis Peter R. de Vries, juru bicara keluarga korban, di Twitter. “Keluarga merasa lega. Keadilan akan ditegakkan!”
Saat kejadian pembunuhan polisi mengerahkan pencarian yang diawasi ketat oleh media dan publik Belanda, tetapi pembunuh Verstappen tidak pernah ditemukan. (mu/wy/ma)