Distribusi Pupuk Bersubsidi di Bondowoso Diduga Diselewengkan
Pendistribusian pupuk bersubsidi jenis urea di Bondowoso diduga diselewengkan. Dugaan penyelewengan terkuak, setelah anggota Komisi II DPRD Bondowoso melakukan inspeksi mendadak (sidak) beberapa kios pupuk di Kecamatan Klabang dan Pakem dalam dua hari terakhir ini.
Ketua Komisi II DPRD Bondowoso, Andi Hermanto mengatakan, dari alokasi pupuk bersubsidi urea sebanyak 28 ribu ton di Bondowoso pada 2021, terserap petani sekitar 19 ribu lebih ton.
"Pertanyaannya kami (Komisi II DPRD Bondowoso, red), didistribusikan kemana kelebihan pupuk bersubsidi urea itu," kata Andi, Kamis 3 Februari 2022.
Sementara di distributor dan kios pupuk, menurut mantan Wakil Ketua DPRD Bondowoso, itu sering terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi urea selama 2021. Kalaupun ada, harga pupuk bersubsidi urea tidak sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 225 ribu per kuintal, tapi mencapai Rp 400 ribu per kuintal.
"Salah satu kios pupuk di Kecamatan Klabang kemarin hanya dikirim 2 ton urea bersubsidi. Begitu juga pada 2021 di Klabang ada kelebihan stok sekitar 400 ton. Tapi, petani masih kesulitan dapat urea bersubsidi," ujar politisi PDI Perjuangan ini.
Andi juga menyoroti stok pupuk bersubsidi urea di distributor dan kios pupuk di Kecamatan Pakem yang sering langka. Padahal, alokasi pupuk bersubsidi di Pakem selalu naik dari 2019, 2020, dan 2021. "Bahkan, alokasi 2021 terserap semua, tapi petani di Kecamatan Pakem tetap sulit dapat pupuk bersubsidi," imbuhnya.
Mantan Wakil Ketua DPRD Bondowoso, ini menegaskan, Komisi II DPRD menduga kelangkaan pupuk bersubsidi urea di kios pupuk hingga petani menjerit terjadi karena penyelewengan distribusi pupuk bersubsidi urea.
"Karena dugaan penyelewengan distribusi pupuk bersubsidi, kami Komisi II DPRD Bondowoso segera memanggil semua distributor pupuk di Bondowoso untuk dimintai klarifikasi masalah kelebihan stok dan kelangkaan pupuk," tegasnya.
Advertisement