Dispar Sleman Akui Manfaat Besar Festival Desa Wisata
Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman mengakui manfaat besar pelaksanaan Festival Desa Wisata 2019. Sejumlah temuan dan masukan Tim Juri yang turun langsung ke lapangan selama penjurian bisa menjadi feedback bagi Dinas maupun Pengelola Desa Wisata. Harapannya pada tahun 2020, Desa Wisata (Deswita) terlihat progresnya.
Festival Desa Wisata Kabupaten Sleman 2019 telah dilaksanakan Oktober-November 2019. Tema festival “Sembada, Beragam dan Terkemuka.” Puncak acara dilangsungkan bersamaan dengan Jogjakarta International Heritage Walk (JIHW), 17 November 2019.
"Festival Desa Wisata tersebut tidak sekadar kegiatan ritual tahunan. Harus memiliki progress bagi pengembangan desa wisata," tegas Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Sleman, Aris Herbandang, mewakili Kepala Dinas Pariwisata Sri Sudarningsih, Selasa (10/12/2019).
Ditambahkan, selain memberikan output bagi Dinas Pariwisata Sleman dan para pengelola desa wisata, Festival juga bisa membuat Desa Wisata lebih berkarakter. Sehingga atraksi wisatanya bisa lebih menarik wisatawan datang ke Sleman.
"Harapan kami, para pengelola desa wisata bisa memperbaiki dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, atraksi wisata, dan keistimewaan masing-masing desa wisata,” tambah alumnus Fisipol UGM ini dalam diskusi terbatas Evaluasi Festival Desa Wisata 2019 dan Prospek Pariwisata Sleman 2020 di aula Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman.
Hadir dalam diskusi tersebut Kasi Atraksi Wisata dan Ekonomi Kreatif Rini Wahyu Hestari, dan Dewan Juri Festival Desa Wisata Sleman 2019. Di antaranya Erwan Widyarto, Wahjudi Djaja, Muhaiminul Adlil Haq, Niken Sinthawati. Salah satu juri berhalangan hadir.
Aris Herbandang juga mengatakan, evaluasi dan pemetaan potensi serta keunggulan desa wisata, juga mempertegas bahwa Sleman siap menerima kunjungan wisatawan selama liburan akhir tahun, Natal 2019 dan tahun baru 2020.
Sedangkan para juri memberikan sejumlah masukan dan rekomendasi kepada Dinas Pasiwisata Sleman. Mulai dari perlunya penajaman visi, penguatan karakter, pentingnya penguatan sumberdaya manusia hingga pembenahan kelembagaan.
"Raw material-nya berlimpah. Tinggal membentuk mapping, pola dan turunannya sesuai karakter masing-masing Desa Wisata. Pendampingan multidisiplin juga sangat penting," ujar M Adlil Haq, juri dari Badan Promosi Pariwisata Sleman (BPPS).
Wahjudi Djaja, juri yang juga akademisi STIE Pariwisata API Yogyakarta menekankan perlunya cluster yang terintegrasi. Paket wisata berdasarkan cluster wilayah dengan beragam karakter desa wisata.
"Misalnya cluster Sleman Barat dibuat paket, Sleman Timur, Sleman Tengah, Utara dan sebagainya. Dinas Pariwisata yang membuat dan menjualkannya," tegas Wahyudi.
Para juri juga "melaporkan" sejumlah perkembangan desa wisata yang dengan cepat merespons masukan Tim Juri. Ada yang melakukan pembenahan organisasi, ada yang merencanakan re-branding penguatan karakter maupun yang siap menggelar atraksi budaya untuk menarik wisatawan. (*)
Advertisement