Disnakeswan Lamongan Lega, Sapi Bintilan Ternyata Negatif LSD
Kekhawatiran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lamongan akan ancaman munculnya penyakit Lumpy Skin Disease (LSD), terjawab sudah.
Sebanyak empat ekor sapi milik salah seorang peternak asal Kecamatan Kembangbahu yang diduga terjangkit penyakit yang ditandai dengan bentol-bentol, gatal dan bernanah pada tubuh sapi atau menyerupai cacar itu, ternyata tidak menyebutkan jenis penyakit yang kini mulai marak tersebut.
"Setelah empat sapi kita karantina dan kita lakukan uji laboratorium, hasilnya dipastikan negatif. Ternyata bintil-bintil itu hanya disebabkan jamur biasa dan bisa diatasi dengan obat anti parasit," kata Sekretaris Disnakeswan Lamongan, dokter hewan Rahendra, Sabtu 28 Januari 2023.
Meski demikian, lanjut Rahendra, pihaknya tetap waspada. Pengawasan akan dilakukan lebih ketat, terutama lalu lintas penjualan hewan ternak. Alasannya, karena tidak menutup kemungkinan ternak dari luar daerah menjadi pembawa penyakit tersebut.
Untuk ini, disnakeswan tetap melibatkan personil TNI-Polri. "Karena penyebarannya sangat cepat saat terjadi transaksi jual beli. Ini harus kita antisipasi, agar penyakit LSD tidak sampai masuk Lamongan," tandasnya.
Selain itu, lanjut Rahendra, untuk mengantisipasi merebaknya penyakit LSD pada sapi, disnakeswan juga aktif melakukan pemantauan dan kontroling di kandang milik peternak saat vaksinasi PMK.
Terutama, mengajak dan melakukan pembersihan kandang dan penyemprotan disinfektan. Penyakit LSD ini penularannya sangat cepat. Karena salah satu penularannya bisa lewat gigitan nyamuk.
"Secara tradisional sebetulnya juga bisa dilakukan oleh peternak secara mandiri. Yaitu, seperti yang sering dilakukan dengan membuat bediang atau kotoran sapi yang dibakar. Selain bara api bisa menghangatkan sapi, asapnya bisa mengusir nyamuk. Bisa juga membakar jerami setengah kering, asapnya juga banyak, " terangnya.
Kalaupun ditemukan sapi yang diketahui memiliki ciri-ciri menyerupai penyakit LSD, Rahendra kembali menegaskan kepada peternak untuk segera melapor. Harapannya, agar bisa dilokalisir dan tidak menjalar ke populasi yang lebih luas.
Hal itu itu bisa saja terjadi. Karena, kebetulan kabupaten tetangga, Gresik, merupakan salah satu daerah yang sudah dinyatakan terdapat LSD. Selain Gresik, dua kabupaten lain, Malang dan Blitar juga ditengarai mulai diserang LSD ini.
"Kami juga sudah diimbau untuk tetap waspada. Apalagi setelah hasil rapat dokter hewan dinas se Jawa Timur beberapa waktu lalu. Kami diminta mewaspadai sejak dini dan memperluas jejaring dengan daerah lain, " pungkasnya.