Disnaker Malang Kirim 50 Ribu Masker untuk Buruh Migran
Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Malang, mengirimkan 50 ribu masker bagi para pekerja migran Indonesia (PMI) di luar negeri. Terutama di negara yang terjangkit virus corona.
"Ini untuk dikirim ke Hong Kong, Taiwan, Singapura. Saya berharap, agar masyarakat yang mempunyai jiwa sosial bisa juga ikut peduli memikirkan kesehatan saudara kita," terang Kepala Disnaker Malang, Yoyok Wardoyo pada Jumat 28 Februari 2020.
Sumbangan 50 ribu masker tersebut merupakan kerja sama antara Disnaker Malang dengan PT Arthawena Sakti Gemilang yang berbasis di Kecamatan Karangploso, Malang. Sejumlah masker tersebut kemudian disalurkan melalui Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Malang.
Penyerahan 50 ribu masker dilakukan di gedung Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Malang, Jumat 28 Februari 2020.
Yoyok menyampaikan rasa terima kasih atas kepedulian dari PT Arthawena Sakti Gemilang atas sumbangan masker kepada para PMI asal Malang.
“Terima kasih atas kepeduliannya yang tinggi. Masker ini dibutuhkan saudara kita yang bekerja sebagai PMI di Taiwan, Hong Kong dan Singapura,” terangnya.
Siswanto, HRD pabrik kaleng dan baja itu, mengatakan bahwa sumbangan masker tersebut merupakan bentuk kepedulian dari perusahaannya pasca melihat pemberitaan mengenai penyebaran virus corona.
"Kami berinisiatif untuk membantu saudara kami pekerja migran yang ada di luar negeri. Kami kerja sama dengan Disnaker dan SBMI Malang. Harapannya kami bisa bantu mereka, karena mereka kan juga mencari nafkah untuk keluarganya," ucapnya.
Sementara itu, Pembina SBMI DPC Malang, Jiati menjelaskan bahwa para pekerja migran di luar negeri, khususnya yang berasal dari Kabupaten Malang, masih banyak membutuhkan bantuan masker.
Jiati menyebutkan, menurut data Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Malang, tercatat ada tujuh ribu pekerja migran asal Kabupaten Malang di luar negeri. Mereka kebanyakan berada di Hong Kong dan Taiwan.
Ia menyebut Bupati Malang juga membantu lima ribu masker bagi PMI asal Malang di luar negeri. Namun ia berharap bantuan terus bertambah lantaran tak tahu kapan wabah corona akan berakhir.
"Saat ini kami masih juga butuh, jumlahnya tidak terhitung, karena kami tidak tahu kapan virusnya berhenti. Tapi siapa pun, masyarakat yang peduli agar bisa membantu," tutupnya.