Disnak Temukan Dua Sapi Kurban di MAS Terpapar Cacing Hati
Memasuki Hari Tasyrik, atau tepatnya sehari setelah puncak peringatan Hari Raya Idul Adha, sejumlah hewan kurban, sapi dan kambing mulai dilakukan penyembelihan di Masjid Al-Akbar Surabaya (MAS).
Humas MAS, Helmy M Noor mengatakan, pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan dalam proses penyembelihan.
Setidaknya ada tiga poin yang jadi prinsip selama proses penyembelihan kali ini, ialah syar'i, higienis dan ramah lingkungan. Dimulai dari syar'i, Helmy mengatakan para petugas, khususnya penyembelih diharuskan untuk tidak lupa niat dan mengikuti tata cara Islami.
Kemudian higienis, pihaknya langsung mendatangkan tim ahli selama proses penyembelihan hewan qurban, yakni Tim Fakultas Kedokteran Hewan Unair Surabaya dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Jatim 1, yang melakukan supervisi.
"Jeroan hewan tak dibersihkan di sungai karena bisa mengotori air. Tapi dicuci dan digodok langsung di lokasi menggunakan dandang (wadah) besar," ujar Helmy, Kamis, 23 Agustus 2018.
Lalu, soal darah hewan qurban. Darah tak serta merta dibuang begitu saja. Tapi akan ditampung di lima lubang.
Masing-masing lubang diberj plastik baru tiap kurbannya. Darah dan limbah hewan yang ada itu kemudian diproses menjadi kompos untuk menyuburkan aneka pepohonan dan tanaman di lingkungan MAS.
Koordinator Rumah Sakit Hewan Dinas Peternakan (Disnak) Jatim Suharyono menyebutkan, pihaknya bertugas mengawasi higienitas proses penyembelihan hingga pencacahan daging kurban. Sekaligus memeriksa adanya indikasi penyakit di organ dalam hewan kurban.
Dari 28 hewan kurban yang sudah disembelih oleh MAS saat ini, dua sapi di antaranya ditemukan cacing hati. Penanganan pun dilakukan dengan mengangkat cacing yang menggumpal itu agar tak menjalar ke organ lainnya.
"Kita singkirkan cacingnya, dan daging lainnya aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat," kata Suharyono, saat ditemui di MAS.
Ia menambahkan, sejak Rabu, 22 Agustus 2018, pihaknya telah mengirimkan tenaga ahli untuk mengawasi proses penyembelihan di berbagai titik penyembelihan yang tersebar di Jawa Timur.
"Hingga hari ini 90 persen hewan kurban yang diawasi seluruhnya sehat dan layak dikonsumsi oleh masyarakat," pungkas dia. (frd/wit)