Diskusi Asyik Pengusaha Muda Kota Pasuruan di Lapakologi
Stigma miring pada warga dan produk lokal Kota Pasuruan menjadi bahan diskusi sejumlah anak muda di Kota Pasuruan. Bukan anak-anak muda biasa, mereka adalah pengusaha muda di Kota Pasuruan yang membicarakan kondisi hari ini tentang kotanya.
Lapakologi menjadi nama forum diskusi tersebut. Digelar sejak Jumat, 26 November malam. Rencananya acara tersebut sampai hari Minggu, 28 November 2021 malam. Lapakologi menjadi ajang anak-anak muda yang bergerak merintis usaha mandiri dengan menjual berbagai produk. Mulai, kaus, tembakau, hiasan dinding, dan produk lainnya.
Dibuka Jumat, 26 November 2021 malam, di Studio Jettz Jalan Pahlawan No 15,Kota Pasuruan, acara itu mendapatkan antusiasme dari anak-anak muda Kota Pasuruan. "Stigma bahwa Kota Pasuruan adalah kota yang dihuni satu ras (Madura). Kemudian, warga luar kota sering rasisme pada kota ini. Padahal, rasisme seperti itu sudah bukan lagi zamannya," ujar Andi Prakoso salah satu pembicara dalam diskusi tersebut.
Rasisme pada Kota Pasuruan dikatakan Andi berdampak juga pada produk-produk lokal Kota Pasuruan termasuk kualitas anak-anak mudanya. Rasisme pada masyarakat pesisir yang sering disebut" Lor-loran" melekatkan anggapan bahwa pesisir identik dengan kriminalitas. Padahal, banyak hal positif yang ditemukan di wilayah pesisir.
"Menjadi tugas kita semua bagaimana mengubah judgisme (penilaian) buruk pada wilayah" lor-loran" itu," jelasnya.
Event Lapakologi sendiri ditujukan juga untuk perlahan mengikis stigma buruk pada Kota Pasuruan. Lapakologi secara garis besar merupakan ajang unjuk gigi anak-anak muda Kota Pasuruan menunjukkan produk bikinan mereka sendiri.
Seperti misalnya Pasuruan Necis yang menjual produksi kaus khas Kota Pasuruan. Kaus dengan bahan berkualitas itu menyajikan desain tulisan dan gambar bertema Kota Pasuruan. Savas, si produser kaus tersebut mengungkapkan, kaus bikinannya memang untuk mengangkat tema Kota Pasuruan.
"Dengan pakai kaus bertuliskan Pasuruan City jika kebetulan ke luar daerah. Secara tidak langsung mengenalkan nama Kota Pasuruan juga," ujarnya.