Diskopumdag Banyuwangi Sebut Banyak Warga Beralih ke Elpiji 3 Kg
Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskopumdag) Banyuwangi menemukan fakta lain dibalik kelangkaan elpiji 3 kg. Dari hasil sidak yang dilakukan, diketahui warga yang sebelumnya menggunakan elpiji non subsidi beralih menggunakan elpiji 3 kg.
Kepala Diskompumdag Banyuwangi, Nanin Oktaviantie menyatakan, beberapa waktu lalu pihaknya telah melakukan sidak terkait distribusi elpiji 3 kg. Karena pasokan dan stok elpiji 3 kg tidak beubah. Bahkan, pada momen hari Raya Idul Adha lalu, pihaknya minta tambahan kuota.
“Kami cek ke lapangan kenapa kok kebutuhan masyarakat semakin meningkat,” jelasnya saat diwawancara Ngopibareng,id, Senin, 24 Juli 2023.
Dari hasil sidak tersebut, ternyata masyarakat yang dulunya pengguna elpiji 12 kg saat ini banyak yang beralih ke gas melon. Dia memperkirakan, peralihan ini dimungkinkan karema selisih harga elpiji 3 kg dengan 12 kg sangat tinggi.
Tidak hanya itu saja, lanjut Nanin, dalam sidak tersebut pihaknya juga mengecek pemanfaatan dan pendistribusian elpiji 3 kg ini sudah benar apa tidak. Ada beberapa titik distribusi gas melon yang disidak. Mulai pangkalan, agen, termasuk restoran besar. “Kami sidak restoran gede yang seharusnya tidak memanfaatkan elpiji 3 kg ini. Yang disidak ada elpiji 3 kg,” bebernya.
Nanin menyebut, restoran besar ini menggunakan elpiji 3 kg dalam jumlah juga cukup besar. Sayangnya, Nanin tidak menyebutkan berapa angkanya.
Berkaitan dengan temuan ini, Diskopumdag Banyuwangi tidak bisa memberikan sanksi pada restoran besar pengguna elpiji 3 kg ini. Karena kewenangan Diskopumdag Banyuwangi sifatnya hanya pemantauan saja.
“Kami menyampaikan ke Pertamina untuk dilakukan sanksi-sanksi pelaku usaha yang seharusnya tidak memanfaatkan elpiji 3 kg ini,” tegasnya.
Dia menegaskan, wewenang punishment ada di Pertamina. Dia menyebut Pertaminan memiliki fungsi penyedia, distribusi dan juga fungsi pengawasan. “Kalau kita, pemantauan terkait distribusi dan stok yang ada di wilayah,” ujarnya.
Advertisement