“Diserang“ Presiden Macron, Arab Boikot Produk Prancis
Presiden Prancis Emmanuel Macron telah melukai umat Islam. Ia sempat berujar bahwa 'Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia'. Karenanya pemerintahnya akan mengajukan rancangan undang-undang pada bulan Desember untuk memperkuat undang-undang tahun 1905 yang secara resmi memisahkan gereja dan negara di Prancis.
Selain itu, setelah seorang guru di Prancis dipenggal oleh seorang remaja etnis Chechnya karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas seraya berbicara soal kebebasan, Macron kembali berkomentar. Menurutnya, sang guru 'dibunuh karena kaum Islamis menginginkan masa depan kita'.
Majalah satir Prancis, Charlie Hebdo telah menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad. Penerbitan ulang itu bersamaan dengan dimulainya persidangan pihak yang diduga terlibat dalam serangan mematikan terhadap majalah tersebut pada 2015, di mana sebanyak 12 orang tewas. Ironisnya, Macron telah menyatakan dukungannya kepada penerbitan tersebut.
Menanggapi pernyataan tersebut, asosiasi perdagangan Arab telah mengumumkan boikot produk Prancis, sebagai bentuk protes. Tagar seperti #BoycottFrenchProducts dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab #ExceptGodsMessenger menjadi tren di berbagai negara termasuk Kuwait, Qatar, Palestina, Mesir, Aljazair, Yordania, Arab Saudi, dan Turki.
Melalui pengumuman di Twitter, Al Meera Consumer Goods Company, sebuah perusahaan saham gabungan Qatar, mengatakan telah melakukan penarikan produk-produk Prancis dari toko-tokonya.
"Kami telah segera menarik produk Prancis dari rak kami hingga pemberitahuan lebih lanjut. Kami menegaskan bahwa sebagai perusahaan nasional, kami bekerja sesuai dengan visi yang sejalan dengan agama kami yang benar, adat istiadat dan tradisi kami yang mapan, dan dengan cara yang melayani negara dan keyakinan kami serta memenuhi aspirasi pelanggan kami," demikian diumumkan.
Universitas Qatar juga bergabung dalam kampanye tersebut. Pemerintahannya telah menunda acara Pekan Budaya Prancis tanpa batas waktu, dengan alasan "penyalahgunaan Islam yang disengaja dan simbol-simbolnya".
Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) menggambarkan pernyataan Macron sebagai "tidak bertanggung jawab”. Pernyataan itu disebut bertujuan untuk menyebarkan budaya kebencian di antara masyarakat.
Pengguna media sosial, sebagian besar di Twitter, membagikan foto berisi daftar produk Prancis yang sebaiknya dihindari oleh Muslim. Daftar boikot tersebut antara lain Cartier, Dior, Channel, Nina Ricci, Givenchy, dan Lacoste bersama dengan produk makanan serta pabrikan mobil seperti Renault, atau produk rokok Gauloises.
Tak sekedar gertakan, para pemilik supermarket dan toko telah membersihkan rak-rak dagangan mereka dari produk-produk Prancis.