Disebut Sarang Sekte Pemuja Setan, Kota di Belanda Tuntut Twitter
Kota kecil bernama Bodegraven-Reeuwijk di Belanda, menuntut Twitter di pengadilan. Kota tersebut meminta agar Twitter menghapus cuitan yang menyebut wilayah itu sebagai sarang pemuja setan dengan praktik pedofilia.
Kronologi Kisahnya
Kota dengan penduduk sekitar 35 ribu orang ini telah menjadi fokus teori konspirasi di sosial media, sejak 2020. Informasi ini mulai tersebar sejak tiga orang menyebarkan kisah tentang penganiayaan terhadap anak kecil, dengan latar tahun 1980an.
Konten berisi ingatan pemilik akun tentang kesaksiannya melihat penganiayaan yang dilakukan sekelompok orang di Bodegraven.
Cuitan itu kemudian diikuti sekelompok follower yang beraksi lebih jauh. Mereka menandai makam di kompleks pemakaman setempat, membuatnya seolah makam anak korban penganiayaan dari sekte pemuja setan itu.
Pengacara sendiri tak ingin berkomentar hingga persidangan berlangsung, dikutip dari the Guardian, Sabtu 17 September 2022.
Putusan Tahun Lalu
Laporan ini bukan hal baru. Tahun lalu, pengadilan setempat telah mengeluarkan putusan agar Twitter segera menghapus semua cuitan terkait kisah tersebut. Pengadilan juga meminta agar Twitter memastikan cuitan itu tidak muncul lagi.
Namun, kisah tentang Bodegraven masih saja muncul di media sosial. Sebab kisah itu disebarkan oleh netizen lainnya, hingga membuat kota yang sama mengajukan tuntutan lagi kepada Twitter.
Pengacara Kota Bodegraven Cees van de Sanden, meminta agar Twitter secara aktif mencari dan menghapus konten yang berkaitan dengan kisah sekte pemuja setan di Bodegraven.
Permintaan itu menurut Sanden telah dikirim pada Juli. Namun belum ada respons dari Twitter terkait permintaan itu.
Sedangkan sosok di balik cuitan tentang sekte pemuja seten itu, kini masih dalam tahanan. Pelaku terbukti bersalah pada kasus lain, membuat ancaman mati pada sekelompok orang, termasuk Perdana Menteri Mark Rutte.
Advertisement