Risma Klaim Ketidakpatuhan Warga Surabaya Sudah Turun
Terkait angka ketidakpatuhan warga Surabaya terhadap penggunaan masker, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, menyebutkan bahwa apa yang disampaikan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim kurang tepat.
Ia menilai, saat ini justru banyak warga Kota Pahlawan yang sudah sangat peduli dan mau menggunakan masker lantaran ada berbagai tindakan oleh petugas Satpol Polisi Pamong Praja kepada pelanggar. Bahkan ia menyebutkan bahwa upaya pendisiplinan masyarakat terus dilakukan oleh petugas.
Hanya saja, Risma lagi-lagi tak bersedia menjelaskan secara detil. “Sebenarnya udah turun. Udah turun, cuma saya gak nyampaikan angka karena saya seolah-olah gak kerja gitu. Sebenarnya sudah turun angka itu,” aku Risma.
Risma sendiri meminta agar semua pihak melihat sendiri tingkat kesadaran masyarakat Surabaya secara langsung. Sehingga bisa membandingkan antara yang tidak patuh dengan yang patuh.
“Eh masak iyo? Deloken ta 70 persen? Kamu di jalan ajalah lihat sendiri,” ungkap Risma ketika ditemui usai rapat koordinasi penanganan Covid-19 di Hotel JW Marriot, Surabaya, Jumat 26 Juni 2020.
Risma sendiri enggan berkomentar banyak terkait ungkapan Presiden Joko Widodo yang menyebutkan 70 persen warga Surabaya tidak patuh dalam menggunakan masker selama penerapan masa transisi new normal. Pernyataan itu disampaikan Jokowi setelah mendengar paparan data yang disampaikan oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa ketika menerima kedatangan rombongan Presiden di Gedung Negara Grahadi, Kamis 25 Juni 2020.
Seperti diketahui, data tingkat kepatuhan yang rendah tersebut sempat dikeluhkan Khofifah. Ia juga menyebutkan bahwa hal inilah penyebab utama masih tingginya angka penyebaran Covid-19 di Kota Pahlawan. Data tersebut merupakan hasil kajian yang dilakukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
“Tadi disampaikan oleh Gugus Tugas bahwa masih 70 persen (warga Surabaya) yang enggak pakai masker. Ini angka yang gede banget,” ungkap Jokowi ketika rapat koordinasi di Gedung Negara Grahadi.
Advertisement