Disbudpar Kota Malang Kaji Kediaman Bung Tomo di Jalan Ijen
Rumah peninggalan tokoh kemerdekaan peristiwa 10 November di Surabaya, Soetomo atau dikenal sebagai Bung Tomo, dikabarkan telah dibongkar. Dari keterangan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni, rumah tersebut oleh ahli waris telah dijual ke pihak lain.
"Kami telusuri ternyata rumah itu sudah dijual oleh ahli warisnya kepada pihak lain," ungkapnya, Rabu 9 Oktober 2019.
Dalam pantauan ngopibareng.id, terlihat tembok bagian kanan, maupun bagian belakang rumah yang terletak di Jalan Ijen Nomer 6, Kota Malang tersebut sudah dijebol.
Maka dari itu, Kasi Promosi dan Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang, Agung Buana, langsung meninjau lokasi tersebut.
"Hasil peninjauan tadi, kami minta agar proses pembangunan ini agar dihentikan terlebih dahulu. Besok kami minta pemiliknya menunjukkan dokumen itu," terangnya.
Menurut Agung hal itu dilakukan untuk meminta pemilik bangunan menunjukkan dokumen perizinan.
"Khususnya dalam hal izin mendirikan bangunan. Karena dari situ kami bisa identifikasi mana yang boleh dilakukan atau tidak," terangnya.
Secara umum kawasan di Jalan Ijen sendiri, kata Agung sudah ditetapkan sebagai cagar budaya karena memiliki nilai sejarah yang kuat. Sehingga bentuk bangunan tua di sekitar kawasan tersebut tak boleh diubah.
"Sedangkan untuk status rumah tersebut memang belum bisa kami pastikan apakah termasuk cagar budaya. Perlu kami kaji lebih dalam lagi," tutur pria yang juga menjadi Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) tersebut.
Menurut Agung, dari informasi yang didapat meski rumah tersebut pernah didiami oleh Bung Tomo tahun 1950 silam, tapi perlu ada tarikan sejarah yang kuat.
"Meski Bung Tomo pernah tinggal di sini, namun apakah mempunyai peristiwa penting atau tidak? Semisal, Bung Tomo merencanakan peristiwa 10 November selama tinggal di sini," ujarnya.
Maka dari itu, Agung menyatakan pihaknya masih melakukan kajian mendalam untuk mengetahui apakah bangunan tersebut memiliki tarikan nilai historis yang kuat.
"Ini kan sama halnya dengan Bung Karno, yang rumahnya ada di seluruh Indonesia. Maka dari itu, kami prioritaskan rumah yang memiliki keterkaitan sejarah yang kuat," tutup pria yang suka bertopi ini.