Disalip Gus Fawait, Hendy Siswanto Belum Aman dalam Pemilu 2024
Elektabilitas Bupati Jember Hendy Siswanto hanya mencapai 25,5 persen. Jumlah tersebut berada di bawah elektabilitas Muhammad Fawait (Gus Fawait) yang mencapai 26,9 persen.
Data tersebut merupakan hasil survei yang dilakukan lembaga survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) pada tanggal 7-25 Maret 2023 lalu. Survei tersebut dilakukan dengan melibatkan 831 responden yang tersebar di 31 Kecamatan.
Direktur ARCI, Baihaki Siraj mengatakan, survei dilakukan sejak 7 – 25 Maret 2023 menyorot kinerja Pemerintah Kabupaten Jember, elektabilitas bakal calon Bupati Jember, dan partai politik menjelang pemilu tahun 2024.
Mengukur kinerja Pemerintah Kabupaten Jember berkaitan dengan tingkat kepuasan masyarakat Jember terhadap kinerja Bupati dan Wakil Bupati Jember. Hasil survei tingkat kepuasan warga terhadap kinerja Bupati Jember Hendy Siswanto, yakni sangat puas hanya 9,7 persen, merasa puas 38,6 persen, merasa cukup 10,2 persen.
Sementara masyarakat yang merasa kurang mencapai 21,4 persen, sangat kurang 11,8 persen. Kemudian masyarakat yang menjawab tidak mengetahui sebanyak 8,1 persen.
Sementara kepuasan terhadap kinerja Wakil Bupati Jember KH Firjaun Barlaman, sebanyak 11,3 persen masyarakat merasa sangat puas, puas sebanyak 39,5 persen, merasa kurang sebanyak 17,3 persen, sangat kurang 7,6 persen, dan tidak menjawab 12,2 persen.
Selanjutnya, ARCI menyurvei pandangan masyarakat terhadap kondisi perekonomian Kabupaten Jember. Masyarakat yang menyatakan sedang sebanyak 41,7 persen, menyatakan baik 16,4 persen, sangat baik 1,2 persen.
Sementara yang menyatakan buruk mencapai 27,8 persen, buruk 4,6 persen, dan tidak mengetahui atau tidak menjawab 8,1 persen.
Terkait pembangunan infrastruktur selama kepemimpinan Hendy Siswanto – Firjaun Barlaman, sebanyak 2,7 persen menyatakan sangat baik, baik 17,2 persen, sedang 46,9 persen. Sementara yang menjawab buruk 21,4 persen, sangat buruk 2,3 persen, dan tidak menjawab sebanyak 9,4 persen.
Dalam bidang kesehatan, masyarakat yang menyatakan sangat baik sebanyak 4,8 persen, baik 18,6 persen, sedang 41,7 persen, buruk 29,1 persen, sangat buruk 1,9, dan tidak menjawab tidak tahu 3,8.
Survei dalam bidang Pendidikan diketahui yang menyatakan sangat baik mencapai 3,7 persen, baik 16,8 persen, sedang 40,2 persen, buruk 20,7 persen, sangat buruk 1,9 persen, dan tidak tahu 15,4 persen.
Survei terkait pelayanan publik di Kabupaten Jember, ARCI menyimpulkan ada 2,4 persen masyarakat yang menyatakan sangat baik, baik 11,7 persen, sedang 42,8 persen. Sementara yang menyatakan buruk 17,5 persen, sangat buruk 1,9 persen, dan tidak menjawab 23,7 persen.
Selain mengukur kepuasan publik terhadap kinerja Bupati dan Wakil Bupati Jember, ARCI kemudian mulai melakukan survei terkait elektabilitas bakal calon Bupati Jember pada pemilu 2024 mendatang. Survei tersebut dilakukan dengan menyodorkan nama dan tanpa menyodorkan nama.
Tanpa disodorkan nama, masyarakat menjatuhkan pilihannya kepada Muhammat Fawait sebesar 17,5 persen, kemudian disusul oleh Hendy Siswanto sebanyak 15,9 persen.
Dalam survei tersebut sebanyak 8,7 persen memberikan pilhannya kepada mantan Bupati Jember Faida, sebanyak 8,3 persen kepada Firjaun Barlaman, Vian sebanyak 3,1 persen, Abdus Salam 2,7 persen, dan tidak menjawab 43,8 persen.
“Posisi Hendy Siswanto sebagai bakal calon dari petahana belum aman. Petahana bisa dikatakan aman jika elektabiltas minimal 70 persen. Kalau 65 persen ke bawah ini sudah lampu kuning, harus segera diperbaiki mumpung masih ada waktu,” kata Baihaki, dalam acara konferensi pers di Kafe Excelso, Kecamatan Kaliwates, Jember, Jumat, 07 April 2023 malam.
Kemudian ARCI menyodorkan beberapa nama, yakni Hendy Siswanto (25,5 persen), Muhammad Fawait (26,9 persen), Faida (10,2 persen), Firjaun Barlaman (9,8 persen), Abdus Salam (6,2 persen), Gus Mamak (Madini Faruk) (5,3 persen), Deny Prasetya (3,9 persen), Ayub Junaidi (2,7 persen), dan Arif Wibowo (3,6 persen).
“Gus Fawait terpilih sebagai Bupati Jember jika pemilihan Bupati Jember dilakukan hari ini. Gus Fawait mengalahkan petahana, Hendy Siswanto,” tambah Baihaki.
Lebih jauh Baihaki menjelaskan, perilaku pemilih di Kabupaten Jember mengalami perubahan. Jika tahun-tahun sebelumnya, bakal calon yang sering blusukan mendapatkan simpati masyarakat, maka saat ini sudah tidak terjadi lagi.
Berdasarkan hasil survei, masyarakat Jember sebanyak 23,7 persen menginginkan pemimpin yang peduli. Kemudian pemimpin yang merakyat sebanyak 20,9 persen, religius 14,2 persen, berpengalaman 6,2 persen, kreatif 6,5 persen, santun 1,7 persen, berusia muda 4,2 persen, tidak terlibat korupsi 3,9 persen, berprestasi 4,4 persen, dan tidak menjawab 14,2 persen.
“Kampanye-kampanye dengan blusukan saat ini sudah tidak laku. Masyarakat sudah menilai strategi kampanye tersebut sebagai sebuah pencitraan, karena masyarakat hanya menginginkan pemimpin yang peduli meskipun tidak blusukan,” jelas Baihaki.
Perilaku memilih masyarakat Jember juga dipengaruhi oleh latar belakang organisasi sosial keagamaan yang melekat pada calon. Sebanyak 71,9 persen memilih calon dari NU dan Muslimat, kemudian 9,4 persen Muhammadiyah, Persis, AL Irsyad, LDII 1,6 persen, Gereja 2,3, lainnya 4,9, dan tidak menjawab 9,9 persen.
Sementara itu, jenis kampanye yang diinginkan warga menjelang Pemilu tahun 2024 adalah kampanye secara door to door sebanyak 38,7 persen. Kemudian warga yang menginginkan kampanye terbuka 4,2 persen, kampanye terbatas 8,1 persen, iklan televisi 5,2 persen, iklan media cetak 6,3 persen, media online 8,3 persen, baliho 10,4 persen, pamflet 3,6 persen, dan tidak menjawab 15,1 persen.
ARCI juga melakukan survei terkait media yang sering diakses atau dibaca oleh masyarakat Jember. Survei tersebut dapat dijadikan pertimbangan oleh bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Jember maupun bakal calon legislatif Jember.
Masyarakat Jember saat ini lebih memilih mengakses media online (53,7 persen), kemudian Radio (9,8 persen), televisi (31,9 persen), tabloid (1,2 persen), majalah (0,3 persen), koran (3,2 persen).
Sementara itu, sebanyak 93,3 persen masyarakat Jember memiliki Whatsapp, Facebook (75 persen), Instagram (56,8 persen), Line (4,5 persen), telegram (2,17 persen), Tiktok (65,3 persen), Twitter (21,7 persen), Youtube (57,2 persen).
Kondisi masyarakat Jember yang mayoritas berkultur NU memiliki ketertarikan terhadap selawat al-banjari, yakni mencapai 51,7 persen. Kemudian seni budaya (7,4 persen), seni tarik suara (9,6 persen), lainnya (7,8 persen) dan tidak tahu 19,3 persen).
Lebih jauh Baihaki menjelaskan, kondisi pemilih di Kabupaten Jember dapat berubah secara dinamis. Sebab, mayoritas pemilih di Kabupaten Jember merupakan pemilih apatis yang mudah mengikuti kelompok mayoritas.
Selain itu, pemilih di Kabupaten Jember dapat mengubah pilihannya dalam waktu singkat, terutama saat terjadi politik uang.
“Politik uang sangat mempengaruhi pemilih di Kabupaten Jember, termasuk di daerah Tapal Kuda. Pemilih dapat mengubah pilihannya saat mendapatkan sesuatu dari calon lain,” pungkas Baihaki.