Dirut JX Akhirnya Minta Maaf
PT Gedung Expo Wira Jatim, pengelola gedung JX International akhirnya meminta maaf atas kelalaiannya dan menyebabkan Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) XII terancam ditiadakan tahun 2019 ini.
Direktur Utama PT Gedung Expo Wira Jatim, Arief Wisnu Cahyono mengakui ada kesalahan administrasi. Sehingga pihaknya dianggap tidak profesional.
“Saya baru satu tahun bergabung di Management JX-International, sehingga kurang paham atas event-event reguler yang sudah berulang digelar di tempat ini. Salah satu di antaranya Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) yang sudah memasuki tahun ke-13 pada Oktober ini, 8 tahun berturut diantaranya digelar di JX-International," kata Arief Wisnu Cahyono, Direktur Utama PT. Gedhung Expo Wira Jatim atau JX-International kepada Wartawan Kamis, 22 Agustus 2019.
Pria alumni ITS yang akrab dipanggil Wisnu ini mengatakan, manajemen JX akan mencarikan solusi terbaik, agar event penting kesenian ini bisa terlaksana sebagaimana mestinya. Apalagi event ini merupakan rangkaian kegiatan Hari Jadi Provinsi Jawa Timur, serta sudah masuk dalam Kalender Wonderfull Indonesia 100 event Nasional.
Sebagai gedung milik pemerintah provinsi, JX berjanji akan terus mendukung event yang peduli terhadap perkembangan kesenian, teruma seni lukis Indonesia.
“Kami terus berusaha keras, agar event ini tidak batal. Langkah yang sedang ditempuh , terus berkomunikasi dengan Pak Anis sebagai Ketua Sanggar Merah Putih dan Pelaksana Event PSLI. Pokoknya segera akan kami lakukan," kata Wisnu.
Wartawan juga mendesak mengenai harga yang ditawarkan kok berubah, apakah nanti dalam pertemuan itu akan dibahas juga.
“Mengenai harga, tetap berpatokan pada penyelenggaraan lama. Kalau ada perbedaan, satunya itu hanya menawaran dan dealnya bisa dinegosiasikan. Pokoknya, nanti akan saya bahas dengan Pak Anis”, kata Wisnu.
Wisnu kembali mengulan permohonan maaf kepada M. Anis, karena pada tahun 2019 ini penyelenggaraan PSLI menjadi tidak nyaman.
"Melalui teman-teman wartawan, sekali lagi kami minta maaf kepada Pak Anis dan para pelukis yang terlanjur menyatakan ikut. Manajemen tetap bertekad, agar event kesenian yang memberi wadah bertemunya pelukis dan kolektor, penikmat seni ini bisa berlangsung di JX seperti yang sudah direncanakan," kata Wisnu.
Semestinya, PSLI XII berlangsung 11 sd 20 Oktober di JX International. Ajang yang diikuti sekitar 200 pelukis dari seluruh Indonesia ini sudah setiap tahun digelar di gedung milik Pemprov Jatim itu, karena memang PSLI diselenggarakan untuk memeriahkan HUT Provinsi Jawa Timur.
Tentang rencana pembatalan PSLI kali ini, M Anis mengatakan telah berkirim surat kepada Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawangsa, di Gedung Grahadi.
“Dalam surat itu saya sampaikan permohonan maaf karena kami terpaksa membatalkan PSLI tahun ini, disebabkan tidak profesionalnya dan sewenang-wenangnya pihak pengelola gedung JX International, yaitu PT Gedung Expo Wira Jatim sebagai anak perusahaan BUMD PT PWU (Panca Wira Usaha),” kata Anis.
Anis kemudian membeberkan kronologi ketidak profesionalan pengelola gedung JX International.
”Bulan Juni kami menerima surat konfirmasi dari PT Gedung Expo yang menyebut bahwa PSLI berlangsung sesuai rencana yaitu 11 sampai 20 Oktober 2019. Tanggal itu memang sesuai dengan booking gedung yang kami lakukan bulan Oktober tahun lalu. Dalam surat tersebut juga dicantumkan besarnya biaya sewa gedung selama 10 hari yaitu Rp330 juta, termasuk PPN 10 persen,” ceritanya.
Tetapi pada tanggal 6 Agustus, salah seorang staf PT Gedung Expo mengirim pesan melalui Whatsap, memberitahu kalau PSLI diundurkan menjadi tanggal 18 s/d 24 Oktober 2019 karena berkaitan pameran properti dan pameran buku Big Bad Wolf (BBW).
“Hari itu juga, pengelola gedung mengirim surat kedua yang isinya secara sepihak menggeser jadwal pelaksanaan yang sudah disepakati bersama menjadi tanggal 18 s/d 24 Oktober, mengurangi hari pelaksanaan dari 10 hari menjadi 7 hari, dan dengan sewenang-wenang pula menaikkan uang sewa dari Rp330 Juta termasuk PPN 10 persen menjadi Rp770 juta belum termasuk PPN. Kesewenang-wenangan inilah yang akhirnya membuat kami mengambil keputusan untuk membatalkan pelaksanaan PSLI tahun ini,” kata Cak Anis, panggilan akrabnya.
“Untuk mempersiapkan PSLI tahun ini, sebenarnya kami telah bekerja sejak bulan Januari lalu. Para peserta mendaftar sejak 1 Mei 2019, dan saat ini sebanyak 140 booth atau stand yang kami sediakan sudah habis dibooking teman-teman pelukis. Demikian juga beberapa mitra kerja sudah berkomitmen untuk mendukung PSLI 2019. Tetapi para pelukis dan mitra kerja itu berkomitmen untuk PSLI yang berlangsung tanggal 11 sampai 20 Oktober, seusai waktu pelaksanaan yang kami rencanakan sejak awal. Bukan untuk waktu yang lain,” kata Anis.
Advertisement