Dirjen Wikan: SMK Masih Dicap Sebagai Kontributor Pengangguran
Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wikan Sakarinto menyatakan, ada stigma bahwa SMK menjadi kontributor pengangguran tertinggi di Indonesia. Menurutnya cap tersebut menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi pendidikan vokasi saat ini.
Padahal dalam kenyataannya, sudah banyak SMK memiliki kurikulum yang telah diselaraskan dengan kebutuhan industri, dan banyak pula yang telah menjalin kerja sama dengan industri.
“Karena itu, kemitraan yang telah terjalin antara pendidikan vokasi dan DUDI (dunia usaha dunia industri) perlu dipublikasikan dengan harapan dapat menghilangkan stigma negatif lulusan pendidikan vokasi,” kata Wikan pada sebuah diskusi di Jakarta 2 Oktober 2020.
Sampai dengan bulan Mei 2020, jumlah SMK yang telah menjalin kerja sama dengan DUDI, yaitu sebanyak 13.577 SMK dari total 14.242 SMK di seluruh Indonesia.
Wikan pun menjelaskan, untuk meningkatkan kerja sama ini telah dibentuk Forum Pengarah Vokasi yang diresmikan pada 15 Juli 2020 lalu oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim. Forum ini berperan sebagai pengarah serta pemberi saran dan rekomendasi, terkait hal-hal yang diperlukan oleh DUDI agar dapat dipersiapkan oleh SMK dan pendidikan vokasi.
Salah satu program kemitraan antara pendidikan vokasi dengan DUDI adalah Program Pintar Bersama Daihatsu (PBD) yang merupakan salah satu pilar CSR PT Astra Daihatsu Motor (ADM).
Joko Baroto selaku Executive Officer ADM menjelaskan bahwa saat ini program yang lahir pada tahun 2008 ini sudah terjalin dengan 335 SMK, terdiri dari 60 persen swasta dan 40 persen negeri.
“Kami harap dengan beberapa konsep unggulan, yaitu Integrasi Kurikulum, pelatihan hardskill dan softskill, standardisasi bengkel sekolah, evaluasi yang berisi akreditasi, dan ujikom siswa, program PBD ini dapat mengembangkan kompetensi siswa dan guru SMK agar tidak tertinggal dengan negara lain,” kata Joko.
Menurut Joko, saat ini sudah ada beberapa bengkel SMK binaan ADM yang sudah bisa menjadi rujukan benchmark dan Daihatsu School Skill Center (DSSC) dan sudah terverifikasi oleh ADM. Di antaranya SMK Negeri 2 Salatiga, SMK NU Ma'arif Kudus, SMK Negeri 5 Bandar Lampung, SMK Al Mufti Subang, SMK Al-Fattah Medan, dan SMK Muhammadiyah 1 Bantul.