HGN 2020, Dirjen GTK: Jangan Ada Guru yang Permalukan Profesinya
Memperingati Hari Guru Nasional (HGN) yang jatuh pada Rabu, 25 November 2020, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar “Apresiasi Guru dan Kepala Sekolah Dedikatif, Inovatif, dan Inspiratif, Pendidikan Menengah (Dikmen) dan Pendidikan Khusus (Diksus) Tahun 2020”.
Direktur Jenderal (Dirjen) GTK Kemendikbud, Iwan Syahril menyampaikan bahwa acara ini untuk mendorong guru-guru hebat agar bisa melayani siswa mencetak pemimpin masa depan.
"Guru itu pekerjaan yang sang mulia, karena itu jangan sampai ada guru yang mempermalukan profesi guru dengan cara apapun," pesan Iwan Sahril didepan guru dan kepala penerima penghargaan Guru dan Kepala Sekolah Dedikatif, Inovatif, dan Inspiratif tingkat nasional di Hotel Millenium Jakarta Selasa 24 November 2020.
Menurut Iwan, sangat penting untuk mengutamakan substansi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dibandingkan menghabiskan lebih banyak waktu mengurus hal-hal yang bersifat administratif. “Tiga hal penting yang harus dipahami dan diprioritaskan oleh para guru yakni siswa, siswa, dan siswa,” tegasnya.
Iwan menjelaskan, filosofi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) satu halaman, intinya adalah jangan membebani guru. Harapan Iwan, waktu bagi para pendidik lebih banyak untuk anak-anak sehingga mengurangi beban administrasi guru itu sendiri.
Mengacu pada tajuk acara, inspirasi atas dedikasi dalam mengajar menjadi hal yang tidak kalah penting di dunia pendidikan. Iwan beralasan, seorang pendidik yang mencintai profesinya mampu menginspirasi yang lain. “Dengan adanya role model, ekosistem yang baik lebih mudah terbentuk,” tuturnya.
Filosofi dari guru penggerak dikatakan adalah ketika guru yang baik bukan sekadar baik untuk diri sendiri namun mampu menjadikan lingkungannya lebih baik lagi. Tantangan baru bagi dunia pendidikan Indonesia adalah bagaimana menjadikan peringatan HGN sebagai momentum untuk berkolaborasi.
“Kepala sekolah, guru, orang, guru, orang tua, serta warga lingkungan tempat tinggal harus bersinergi untuk kemajuan pendidikan peserta didik di Indonesia," sambung Iwan.
Iwan menyebut kolaborasi juga memegang kendali yang penting. Sebagaimana modal yang harus dimiliki dalam menyiapkan revolusi industri 4.0 dengan 4C yaitu critical thinking (berpikir kritis), creativity thinking (berpikir kreatif), communication (komunikasi), dan collaboration (kolaborasi). Dikatakan Iwan, seorang guru penggerak harus memahami bagaimana siswa menjadi fokus, menginspirasi dan mementor yg lain. “Kita ngga bisa melakukannya sendiri, tapi harus bareng-bareng.” kata Iwan.
Sejalan dengan falsafah Tut Wuri Handayani, Dirjen Iwan berharap, guru bisa menjadi teladan, mampu memotivasi semangat anak didik sehingga mereka menjadi generasi merdeka yang berdaya. Tujuan dalam memandang muara pendidikan di Indonesia adalah karakter unggul.
“Siswa adalah fokus kita dalam menjalankan pendidikan maka disetiap aktivitas kita, tanyakan apa kegiatan kita berdampak ada manfaatnya untuk siswa,” katanya.
Sementara itu Direktur GTK Dikmen dan Diksus Kemendikbud, Yaswardi menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah wadah untuk berbagi praktik baik terutama selama pandemi Covid-19 masih berlangsung. Apresiasi diberikan kepada guru dan kepala sekolah yang telah berdedikasi mengorbankan tenaga, pikiran dan waktu.
Para pendidik ini tidak berhenti memberikan kemanfaatan, inovasi dalam kreativitas dan produktif dalam berkarya, melakukan kebaruan dalam pembelajaran, dan juga menginspirasi rekan sesama guru dan kepala sekolah dengan berbagi praktik baik.
Apresiasi yang menjadi salah satu rangkaian kegiatan dalam memperingati HGN 2020 ini bertujuan untuk menguatkan nilai-nilai kepemimpinan para tenaga pendidik. Pemberian apresiasi untuk guru dan kepala sekolah ini telah melalui serangkaian proses. Dimulai dari penyusunan pedoman, sosialisasi program apresiasi, seleksi berkas administrasi, seleksi naskah, seleksi presentasi, penetapan penerima apresiasi, dan pemberian apresiasi.
“Sebanyak 781 guru dan kepala sekolah dari 34 provinsi mengikuti serangkaian proses seleksi hingga mendapatkan 70 terbaik yang terbagi ke dalam 14 kategori apresiasi,” ujar Yaswardi.
Delapan kategori diberikan kepada guru dan kepala sekolah untuk tingkat SMA, SMK, SLB dan Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif (SPPI). Enam kategori diberikan kepada guru dan kepala sekolah untuk tingkat SMA, SMK, dan pendidikan khusus (SLB dan SPPI).
Salah satu peraih apresiasi guru SMAN 1 dari Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, Adiatman mengungkapkan rasa terkejutnya ketika mendapatkan penghargaan ini. Ia tidak menyangka ide membuat laboratorium alam dengan memanfaatkan lahan di sekitar sekolah bermanfaat bagi peserta didik dan diapresiasi Kemendikbud.
Adi memanfaatkan hutan sekolah yang terbengkalai dipenuhi sampah untuk kemudian disulap menjadi laboratorium alam. “Meskipun kita berada di perbatasan, tapi mimpi kalian (siswa-siswi) tidak boleh terbatas. Saya yakin di antara kalian ada yang bisa menjadi peneliti, kata Adi berseru kepada anak didiknya di perbatasan Indonesia-Malaysia.
Advertisement