Diplomasi Orangutan Ala Malaysia, Hadiahkan Satwa untuk Pembeli Minyak Sawit
Malaysia berencana menerapkan diplomasi orangutan. Bentuknya berupa bingkisan orangutan pada negara yang membeli minyak sawit dari Malaysia.
Diplomasi Orangutan
Ide ini awalnya digagas oleh Menteri Perkebunan dan Komoditi Johari Abdul Gani, awal bulan lalu.
Dilansir dari CNA, rencananya bingkisan orangutan akan diberikan pada importir kakap minyak sawit dari Malaysia. Yaitu untuk India, China, dan Uni Eropa.
Langkah itu menurut Gani, jadi bukti keberpihakan Malaysia pada konservasi lingkungan, serupa dengan Diplomasi Panda dari China.
Penolakan dari Menteri di Sarawak
Namun, Diplomasi Orangutan itu ditolak oleh Menteri dari Sarawak, Abdul Karim Rahman. Menurut Menteri Pariwisata ini, habitat terbaik orangutan adalah di alam seperti di Sarawak, Sabah, Kalimantan dan Sumatra.
"Kami rawat orangutan kami dengan baik. Kami pastikan melindungi habitatnya dengan tidak mendorong penggundulan hutan. Dan tentunya tidak dengan memberikan mereka sebagai hadiah," katanya, Senin 20 Mei 2024.
Menurutnya, lebih baik jika Malaysia memberikan boneka orangutan atau patung, dibanding binatang hidup.
Malaysia harus punya regulasi tentang orangutan. Seperti China yang tidak memberikan, tetapi meminjamkan panda.
Aturan Uni Eropa
Rencana diplomasi orangutan ini muncul usai larangan impor minyak sawit yang berkaitan dengan deforestasi hutan, diberlakukan oleh Uni Eropa, sejak tahun lalu.
Malaysia yang dikenal sebagai penghasil minyak sawit terbesar kedua di dunia, melempar kritis atas aturan yang disebut diskriminatif itu.
Sedangkan jumlah populasi orangutan di Malaysia sendiri menurut data WWF, tersisa sedikitnya 105 ribu ekor di Borneo.
Di Taman Nasional Sarawak, jumlahnya sekitar 2.500 ekor. WWF Malaysia telah menyerukan agar pemerintah setempat berhenti membuka hutan menjadi kebun sawit dan menyarankan agar kebun sawit dipindah di koridor yang tidak membahayakan habitat orangutan.