Diplomasi Mie Dingin ala Kim Jong-un untuk Korea Damai
Jumat 27 April 2018 adalah hari bersejarah bagi Korea Utara dan Korea Selatan. Untuk kali pertama, pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un melewati garis perbatasan wilayah demi berjumpa Presiden Korea Selatan, Moon Jae-In.
Senyum tergurat dari wajah keduanya, mereka lantas berjabat tangan, mengobrol barang sejenak. Moon Jae-In berujar pada Kim Jong Un, "Ketua Kim, untuk pertama kalinya dalam sejarah kami, Anda melintasi garis demarkasi militer. Kini garis demarkasi militer bukan lagi simbol perpecahan namun simbol perdamaian dunia".
"Hormat saya pada keputusan berani anda ketua Kim" sambung Moon Jae-In.
Selaras dengan Kim Jong Un, Moon Jae-In menaruh harapan besar pada pertemuan mereka.
"Saya percaya pertemuan kami sangat penting bagi kedua negara dan tentu ada beban besar di pundak kami" tambah Moon.
Tujuh dekade perang dingin di antara Korut dan Korsel, Moon Jae-In ingin memanfaatkan momen bersejarah ini dengan bertukar pikiran seharian penuh bersama Kim Jong Un.
"Selama tujuh dekade terakhir komunikasi kami terputus, saya pikir di kesempatan ini, kami berdua dapat diskusi sepanjang hari" seloroh Moon Jae-In tak kuasa menahan sumringahnya bertemu Kim Jong Un.
Diiringi musik tradisonal, Kim dan Moon lalu berjalan bersama menuju sebuah bangunan bernama Peace House, yang berada di sebuah kompleks militer di zona demiliterisasi (DMZ) antara kedua negara. Di ruang pertemuan itu, kedua pemimpin saling berdiskusi. Kim Jong Un berjanji akan bersikap terbuka demi menghasilkan kesepakatan yang baik
Acara pertemuan berjuluk Inter Korean Summit ini mencuri perhatian seluruh dunia. Dua negara yang memiliki kebudayaan serupa ini memang telah berpisah berpuluh-puluh tahun lalu.
Dalam pertemuan itu, tak lupa ada sajian makan bersama. Makanan khas Korea Selatan bernama Kimchi memang sudah tak asing bagi kedua negara. Tapi dalam pertemuan bersejarah tersebut agaknya yang dihidangkan makanan yang sedikit berbeda.
Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un dengan bergurau mengatakan bahwa ia membawa sejumlah mie dingin Korea Utara yang terkenal itu untuk pertemuan Inter Korean Summit ini.
"Saya harap Anda benar-benar akan menikmati mie yang kami bawa," kata Kim Jong-un santai kepada pemimpin Korea Selatan, Moon Jae-in.
Kim Jong-un ternyata membawa Naengmyeon. Naengmyeon adalah mie gandum yang disajikan dengan kuah kaldu sapi dingin. Naengmyeon paling digemari pada saat musim panas walau sebenarnya, pada masa lalu dinikmati pada musim dingin. Kini, naengmyeon telah menjadi masakan Korea Utara terpopuler di Korea Selatan.
Pertemuan dan santap bersama ini ternyata tak sia-sia. Pertemuan ini menghasilkan pernyataan bersama antara dua Korea. Pernyataan bersama ini menjadi kesimpulan dari pertemuan bersejarah yang bertujuan mencapai perdamaian di antara kedua negara untuk kali pertama dalam lebih dari 60 tahun.
Pernyataan itu dikeluarkan di sela-sela penandatanganan perjanjian antara Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk mencapai perdamaian yang permanen dan solid di Semenanjung Korea.
Kedua Korea berjanji menurunkan ketegangan militer, bekerja sama untuk mencapai perdamaian, dan mengupayakan wilayah yang bebas nuklir. Mereka juga berjanji untuk meningkatkan hubungan antarkedua Korea dan bekerja mencapai kemakmuran dan unifikasi di masa depan.
Upaya tersebut akan melibatkan perubahan batas negara mereka menjadi zona damai, mendorong diskusi dengan berbagai negara lain, termasuk Amerika Serikat (AS), pengurangan jumlah senjata, dan menghentikan upaya-upaya keras lainnya, menurut pernyataan tersebut.
"Kita sedang berada di titik awal hari ini, di mana sebuah sejarah perdamaian, kemakmuran, dan hubungan inter-Korea sedang dituliskan," kata Kim setelah sebelumnya berjabat dan bergandengan tangan dengan Moon dalam suasana penuh senyum.
Ia menyebut Korea Utara dan Selatan sebagai "saudara yang tidak seharusnya hidup terpisah" dan berterima kasih pada Moon dan pejabat Korea Selatan lainnya atas suksesnya penyelenggaraan pertemuan tersebut. Kim juga mengatakan kedua negara akan bersatu untuk menikmati kemakmuran.
Deklarasi yang hangat itu mengejutkan dunia, mempertimbangkan hubungan kedua negara yang memburuk sejak Perang Korea dimulai tahun 1950 dan memakan korban jiwa hingga lebih dari 1 juta jiwa.
Advertisement