Dipanggil Daftar Ulang PPDB, Murid di Banyuwangi Urung Diterima
Indah Ayu Ningtyas warga Kalibaru, Banyuwangi mengeluhkan peristiwa yang dialami anaknya, VUA, dalam proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) lalu. Perempuan ini mengaku mendapat pemberitahuan untuk daftar ulang. Namun setelah datang ke sekolah dirinya justru mendapatkan kabar putrinya tidak diterima di sekolah tersebut.
Dia menjelaskan, dirinya mendaftar anaknya ke SMAN I Glagah. Anaknya mendaftar secara online melalui jalur prestasi. Setelah mendaftar secara online, dirinya mengaku mendapat pin. Sebagai buktinya adalah sertifikat PSHT Juara satu tingkat Kabupaten.
“Waktu pengumuman hari pertama di WA admin sekolah SMA 1 Glagah, dimohon kehadiran hari ini sampai jam sekian bersama orang tuanya untuk mendaftar ulang,” jelasnya.
WA tersebut diterima anaknya. Dalam pemberitahuan itu juga diminta melampirkan data yang diperlukan salah cetak bukti diterima. Sehingga sebelum berangkat ke sekolah lebih dulu mencetak bukti penerimaan.
Dia menambahkan, saat itu anaknya sempat mempertegas, dengan menyampaikan tanya, apakah berarti dirinya sudah diterima. Saat itu, kata dia, pihak sekolah menyampaikan sudah diterima dan diminta segera datang ke sekolah untuk daftar ulang.
Sesampainya di sekolah dirinya sudah isi formulir dan membuat pernyataan bersedia menjalankan aturan sekolah dengan materai. Saat itu, tiba-tiba saja ia diberitahu NISN belum bisa login. Kemudian ia diminta menghadap salah seorang guru untuk memberitahukan namanya belum bisa di-login.
Di sana ia kembali diminta menunggu. Setelah menunggu agak lama, akhirnya disampaikan NISN anaknya gagal login karena servernya error. “Dan penetapan hari ini atas nama anaknya ibu itu tidak di terima di SMA sini,” katanya menirukan ucapan petugas tersebut.
Dia mengaku kecewa, kenapa timbul cetak bukti diterima, kenapa ada pemberitahuan dari admin sekolah untuk datang melakukan daftar ulang jika ujung-ujungnya tidak diterima.
Setelah itu anaknya sempat mendaftar lewat jalur nilai, namun nilai anaknya tergeser. Dan tahap berikutnya adalah jalur zonasi yang tidak mungkin diikuti.
“Sampai sekarang anak saya gak dapat sekolah negeri. Saya gak tahu harus gimana. Sementara sekolah sudah masuk kemarin. Sekolah negeri sudah tutup semua,” ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kasi SMA Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur di Banyuwangi Arief Ainur Rozie mengatakan, pihaknya sudah menerima bukti penerimaan beserta data yang lain terkait dengan permasalahan ini. Pihaknya juga sudah melakukan kroscek ke sistem.
Hasilnya, lanjutnya, yang pertama anak tersebut memang tidak terdaftar sebagai siswa yang diterima melalui jalur prestasi di SMAN 1 Glagah. Kedua, setelah dicek melalui akun anak tersebut, hasilnya tertulis anak tersebut dinyatakan tidak diterima. “Ketiga kami juga cek riwayat pendaftarannya ternyata anak ini mendaftar sebanyak empat kali,” jelasnya.
Padahal, menurut Arief, seharusnya jika anak tersebut sudah diterima di tahap satu, maka dia sudah tidak bisa lagi mendaftar di tahap dua, tahap tiga, dan seterusnya. Namun kenyataannya anak tersebut bisa mendaftar di tahap selanjutnya. “Oleh karena itu kami menyatakan anak ini memang tidak diterima, bukan karena kesalahan sistem,” tegasnya.
Mengenai bukti cetak tanda diterima, Arief mengaku masih konfirmasi dari mana bukti cetak tersebut didapatkan. Lebih jauh dia menjelaskan, pengumuman pendaftaran itu bisa dibuka sendiri oleh masing-masing pendaftar.
Akun bisa dibuka melalui pin. Jika diterima maka akan muncul keterangan dia diterima. Sebaliknya, kalau tidak diterima akan muncul keterangan dia tidak diterima.
“Dengan bukti pendaftaran ini anak ini bisa datang ke sekolah. Tapi sekolah bisa mengunduh data siswa pada tahap tersebut. Setelah dikroscek, hasil unduhan tidak ada anak ini,” terangnya.
Advertisement