Diolok-Olok Gary Neville, Jurgen Klopp Bela Mauricio Pochettino
Jurgen Klopp membela pelatih kepala Chelsea Mauricio Pochettino setelah Gary Neville mencap The Blues sebagai 'bottlejob bernilai miliaran pound'.
Benar, Chelsea memang telah menghabiskan lebih dari 1 miliar poundsterling untuk membeli pemain sejak salah pemiliknya Todd Boehly mengambil alih dari Roman Mei 2022.
Namun pengeluaran itu tak sebanding dengan prestasi tim London Barat ini. Pasalnya, mereka kesulitan di era Boehly, dengan Chelsea saat ini berada di peringkat ke-11 Premier League setelah 25 pertandingan musim ini. Lebih parah, musim lalu mereka finis di peringkat ke-12.
Neville menyoroti Chelsea setelah mereka kalah di final Piala Carabao dari Liverpool asuhan Klopp pada hari Minggu, 25 Februari 2024 lalu. Ia juga menyebutkan Chelsea melakukan ‘bottlejob’ yang terbukti tidak ampuh untuk mengatrol prestasi mereka.
Namun Klopp tidak melihat hal yang sama dan berkata: “Saya mengerti bahwa orang-orang harus membicarakannya, tapi saya juga berada di posisi yang sama saat kalah di final.
“Dan orang-orang mengatakan banyak hal tentang Anda yang tidak ingin Anda dengar. Dalam kasus saya, ada yang benar, ada yang tidak benar, hanya menebak-nebak apa yang mungkin terjadi.”
“Sayalah yang tahu bagaimana rasanya kalah lima atau enam kali berturut-turut di final. Saya bisa membayangkan bagaimana rasanya bagi Chelsea, semua orang mengatakan kepada Anda, 'Ngomong-ngomong, Anda kalah dalam lima pertandingan terakhir dan itu adalah rekor baru', rasanya tidak menyenangkan yang saya rasakan terhadap mereka.”
“Mereka tidak pantas mendapatkan semua kesalahan karena mereka sudah memainkan pertandingan sepak bola yang sangat bagus, di final di mana tidak ada yang memainkan permainan terbaik layaknya mereka.”
Klopp menyatakan, untuk menampik semua anggapan itu, mereka hanya perlu mengalahkan lawan, dan itulah yang dilakukan Liverpool. Itu sebabnya sebutan bottlejob ini sebenarnya tidak perlu ada. Karena Klopp sendiri benar-benar tidak memahami istilah ini.
“Mereka sangat menginginkannya dan tidak mendapatkannya, dan saya melihat di wajah para pemain dan Poch setelah pertandingan bahwa hal itu terasa mengerikan.”
“Saya kira tidak ada seorang pun yang pantas merasakan perasaan seperti ini, tapi di final memang seperti itu, yang satu merasa seperti itu dan yang lain merasa lebih bahagia. Rumit, tapi ini adalah dunia yang kita tinggali.”