Dioksin Kemarin, Khofifah Lempar Tangan, Saiful Anggap Enteng
Peristiwa pencemaran dioksin dalam telur ayam masih menjadi perbincangan hangat sepanjang Selasa 19 November 2019 kemarin. Ngopibareng mencatat setidaknya ada dua peristiwa yang menjadi perhatian publik yakni Gubernur Khofifah yang lempar tangan dan Bupati Sidoarjo Saiful Ilah yang menggampangkan dampak pencemaran ini.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansah mengatakan pihaknya tidak bisa turun langsung untuk tangani cemaran dioksin yang terjadi di Dusun Areng-areng dan Klagen, Tropodo Krian, Kabupaten Sidoarjo.
Pasalnya, pembinaan untuk Produksi Industri Rumah Tangga (PIRT) menjadi wewenang Pemerintah Kabupaten dan Kota. Dalam kasus ini, tentu saja Pemerintah Kabupaten Sidoarjo yang harus menangani.
Namun, meski Pemerintah Provinsi Jawa Timur tak bisa menangani langsung cemaran dioksin yang terjadi di salah satu sentra pembuatan tahu di Sidoarjo, Khofifah sedang berusaha mencari jalan keluarnya. Yaitu dengan mengusulkan beberapa alternatif bahan bakar sebagai sumber energi.
"LPG ini saya sudah komunikasikan dengan GM (General Manager) Pertamina. Kita ingin mendapatkan special discount untuk pelaku IKM (industri kecil dan menengah) tahu di Tropodo. Sekarang, sedang dihitung GM Pertamina," ungkap Khofifah saat ditemui usai membuka acara Peringatan Hari Pangan Sedunia di JX International, Surabaya, Selasa 19 November 2019.
Sidoarjo Anggap Enteng Dioksin
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo tidak akan menutup keberadaan industri tahu yang menggunakan sampah plastik sebagai bahan bakar utama dalam proses produksinya. Hal itu disampaikan oleh Bupati Sidoarjo, Saiful Illah, saat ditemui di acara Pembukaan Peringatan Hari Pangan Nasional di JX International, Surabaya, Selasa 19 November 2019.
Kata dia, saat ini ada sekitar 47 industri tahu milik warga yang berada Desa Tropodo Krian Sidoarjo. Kata Saiful Illah, tidak adil jika menutup sekitar 47 industri tahu yang ada di Desa Tropodo, Kecamatan Krian hanya karena ada 3-5 telur yang ditemukan kandungan dioksin dari asap pembakaran sampah.
"Sanksi apa? Masak telur yang dimakan hanya 3, 4, 5 telur mengalahkan miliaran telur yang kita produksi. Kita tiap hari makan telur, orang kampung situ (Desa Tropodo) juga makan telur nggak apa-apa," kata Bupati yang akrab disapa Abah Ipul itu.
Walau begitu, ia tetap melakukan penelitian dengan mengambil sampel berupa ayam kampung yang memakan ampas tahu dari daerah yang terpapar dioksin itu.
Sebagai langkah perbaikan, Saiful mengaku jika dirinya telah menyiapkan alternatif bahan bakar yang bisa digunakan oleh para pengusaha tahu. Bahan bakar alternatif itu, wood palletyang menghasilkan panas api yang pas untuk proses pembuatan tahu. Wood pallet diklaim tak menimbulkan polusi sampah yang besar dan berbahaya.
"Kita tegaskan pengusaha agar tidak pakai plastik. Ada alternatif sekarang itu wood pallet. Baranya bagus, panas, dan ramah lingkungan," ungkapnya.
Ia mengaku, harga wood palletjuga lebih murah dibandingkan dengan alternatif lain seperti gas tabung dan gas alam.
Abah Ipul mengatakan, jika harga per kilo wood palletini Rp2.250 ribu, yang itu diklaim sangat awet cocok bagi pengusaha makanan.
Terkait realisasinya, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengatakan secepatnya tergantung dengan para pengusaha apakah setuju untuk menggunakan alternatif ini atau tidak.
Advertisement