Dinsos PPKB Banyuwangi Ajak Perusahaan Dukung Pemenuhan Alat Bantu Bagi Difabel
Pemenuhan kebutuhan alat bantu para penyandang disabilitas membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Alat bantu ini sangat penting untuk membantu para difabel melaksanakan kebutuhan dasar. Sehingga para penyandang disabilitas bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Banyuwangi mengajak perusahaan-perusahaan ikut memberikan support alat bantu bagi para difabel yang ada di Banyuwangi melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL).
Kabid Pemberdayaan dan Rehabilitasi Sosial Dinsos PPKB Banyuwangi, Khoirul Hidayat, mengatakan, di Banyuwangi terdapat kurang lebih 5.800 difabel dengan berbagai kategori. Untuk pemenuhan alat bantu mereka, selain dari dukungan anggaran dari APBD juga ada support dari Kementerian sosial.
“Mengingat jumlah difabel kita cukup banyak dan ketika itu ditangung sendiri pemerintah daerah tentunya tidak optimal karena ada keterbatasan anggaran dan sebagainya,” katanya usai penyerahan alat bantu dalam program TJSL Angkasa Pura II Bandara Banyuwangi, Minggu, 18 Agustus 2024.
Dia berharap, program TJSL Bandara Banyuwangi itu bisa menjadi contoh bagi perusahaan lain di Banyuwangi untuk bisa memberi bantuan khususnya bagi para difabel. Bantuan alat bantu ini menurutnya akan membantu kemampuan penyandang disabilitas dalam meningkatkan kualitas hidup mereka.
“Dari satu perusahaan ini bisa mengcover sekitar 15 persen, bayangkan kalau perusahaan lain bisa meng-cover, Insya Allah kebutuhan teman-teman ini akan bisa tercukupi dengan segera,” tegasnya.
Dijelaskannya, dari sekitar 5.800 penyandang disabilitas yang ada di Banyuwangi, paling banyak adalah penyandang disabilitas daksa yang memang membutuhkan bantuan alat. Dengan mendapatkan alat bantu, mereka yang berkebutuhan khusus bisa memenuhi atau melaksanakan kebutuhan dasarnya.
“Misalnya, tuna rungu butuh alat bantu dengar supaya bisa mendengar secara normal, tuna daksa membutuhkan kaki palsu, sehingga dia beraktivitas seperti orang normal. Termasuk untuk bekerja,” tegasnya.
Dia menegaskan, alat bantu ini bagi para penyandang disabilitas merupakan kebutuhan dasar. Setelah kebutuhan dasarnya terpenuhi, Dinsos PPKB akan memberikan pelatihan dan kegiatan pembinaan kemampuan hingga bantuan untuk mengakses permodalan.
“Supaya mereka lebih mandiri. Karena selama ini kita melihat difabel hanya bisa bertindak pasif, artinya hanya bisa menerima saja bantuan dari orang lain. Kita berharap mereka juga bisa mandiri memenuhi kebutuhan dasar mereka,” pungkasnya.