Dinsos Klaim PMKS Asal Surabaya Alami Penurunan
Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya mengklaim bahwa Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kota Surabaya mengalami penurunan. Hal ini berkat intervensi dari Pemkot Surabaya kepada warganya. Namun, PMKS dari luar Surabaya cukup tinggi per Oktober ini.
"Kalau yang asli Surabaya saat ini sudah ada penurunan karena Pemkot sudah memberikan intervensi. Seperti yang belum sekolah mereka mendapatkan sekolah gratis bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) jadi sangat minim," kata Kasi Rehabilitasi Tuna Sosial Dinsos Kota Surabaya, Agus Rosyid.
Agus Rosyid mengungkapkan, setiap hari pihaknya rutin melakukan razia bersama jajaran lainnya seperti Satpol PP, BPB Linmas, hingga Dinas Kesehatan (Dinkes).
"Ketika didapati adanya PMKS langsung dibawa ke Liponsos Keputih untuk dilakukan asesmen. Kemudian mereka diasemsen dan diidentifikasi asal mula menjadi PMKS," ungkapnya.
Agus Rosyid menjelaskan tujuan penertiban PMKS seperti tuna wisma, pengemis, ODGJ maupun gelandangan ini agar tidak membuat kumuh wajah kota Surabaya. Meski demikian tak menutup kemungkinan banyaknya PMKS di Surabaya yang berasal dari luar kota Surabaya.
"Memang ada yang berasal dari luar Surabaya, tapi biasanya mereka (PMKS) berpindah-pindah kadang di perbatasan kota, kadang juga ketika kita kejar sudah ada di pusat kota. Kalau seperti itu kita bawa ke Liponsos Keputih untuk kemudian dipulangkan ke daerah asalnya,"jelasnya.
Dari data yang dihimpun, Agus Rosyid membeberkan jumlah penghuni Liponsos keputih mencapai 843 orang dengan rincian 738 orang penyandang disabilitas, 37 orang gelandang, 4 orang pengemis, 2 orang pemulung, 3 orang pengamen, 46 orang lansia terlantar, 5 orang anak jalanan dan 5 orang terlantar.
"Selain itu ada penghuni Liponsos yang dirawat inap di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur 41 orang," imbuhnya.
Semantara itu, Kepala UPT Liponsos Keputih, Sugianto mengatakan, PMKS yang berasal dari luar Surabaya paling banyak jumlahnya. Untuk PMKS yang berasal dari Surabaya berjumlah 284 orang dan yang berasal dari luar Surabaya sebanyak 559 orang.
"Secara bertahap mereka dipulangkan ke daerah masing-masing sesuai hasil identifikasi. Ya kalau sudah ketemu domisili langsung kami hubungi Dinsos setempat untuk proses pemulangan," kata Sugianto.
Menurut Sugianto, dari Januari hingga September 2021 total yang dipulangkan dari Liponsos Keputih ke daerah asal berjumlah 341 orang. Sebagai contoh, pada September lalu pihaknya telah memulangkan lansia yang terjaring razia PMKS ke Bondowoso tempat asalnya.
"Sejak 2 September lalu sebanyak 10 orang asal Bondowoso dan 13 orang kita pulangkan ke Jember. Sisanya dari ODGJ dan Gepeng kami serahkan ke Dinsos Provinsi Jatim," pungkasnya.