Dinsos Jember Selidiki Temuan Dua Nisan Bertuliskan Pejuang 45, Misterius!
Dinas Sosial Pemkab Jember bersama Kantor Administrasi Veteran Jember menyelidiki penemuan dua nisan bertuliskan pejuang 45. Sejauh ini, belum ada yang memastikan bahwa nisan tersebut benar-benar makam tokoh pejuang.
Kepala Dinas Sosial Jember, Akhmad Helmi Luqman mengatakan, dua nisan bertuliskan pejuang 45 itu awalnya ditemukan oleh petugas parkir saat membersihkan lokasi itu. Nisan yang diapit tembok bekas Kantor Kecamatan Tanggul dan tembok rumah warga, di Dusun Krajan, Desa Tanggul Wetan, Kecamatan Tanggul, Jember.
Dua nisan itu tertulis nama Soedjono, NRI 452613, lahir 1926, wafat 2 April 1947. Sedangkan satu nisan lainnya Soleman, NRI 2614, lahir 1926 dan wafat 9 Februari 1987.
Atas temuan itu, Dinsos Jember berkoordinasi dengan Dewan Cabang Harian Angkatan 45 Jember. Ternyata mereka memiliki data tentang nama-nama veteran yang wafat.
Nama Soedjono dan Soleman tercatat di data milik DCH 45. Soedjono tercatat dimakamkan di Desa Tanggul dan istrinya di Gembongan, Desa Tanggul Kulon.
Soleman juga dimakamkan di TPU Desa Tanggul Kulon. Soleman memiliki istri bernama Suleha yang juga dimakamkan di TPU setempat.
Makam dua tokoh pejuang itu tertulis telah dipancang bambu runcing dilengkapi bendera merah putih pada tahun 1993. Data tersebut ditandatangani oleh Ridwan, selaku Sekretaris DHC Angkatan 45 Jember tanggal 26 Oktober 1993.
“Kami dari Dinas Sosial Jember langsung menelusuri keberadaan nisan bertuliskan nama dua tokoh pejuang. Dari tujuh TPU yang kami cek, sampai saat ini belum ditemukan nisan dengan nama dua tokoh tersebut,” ujar Akhmad Helmi Luqman, Kamis, 20 Juni 2024.
Karena itu, lanjut Akhmad Helmi Luqman, keberadaan makam dua tokoh tersebut masih simpang siur, ada kemungkinan makam kedua tokoh pejuang itu dipindahkan atau masih berada di TPU namun belum ditemukan.
Untuk menelusuri kebenaran di balik penemuan dua nisan itu, Dinas Sosial bersama Camat Tanggul mencari saksi yang pernah berada di Kantor Kecamatan Tanggul yang lama. Ternyata ditemukan dua orang saksi, salah satunya Tosari.
Tosari, sebelum menjadi Satpol PP, sempat menjadi petugas kebun di Kantor Kecamatan Tanggul yang dulu. Hingga tahun 1995 berada di kantor itu, Tosari belum pernah melihat ada makam tokoh pejuang di lokasi tersebut.
Bahkan, sepengetahuan Tosari, tempat yang kini ditemukan nisan awalnya merupakan saluran pembuangan air. Tosari sering membersihkan saluran air itu.
“Salah satu saksi yang masih hidup adalah Bapak Tosari. Sampai 1995 tidak ada makam di lokasi tersebut. Dia bahkan baru tahu ada batu nisan pada tahun 2024, setelah viral di media sosial,” tambahnya.
Kendati masih simpang siur, Dinsos Jember mengambil langkah hati-hati. Dinas akan mencari ahli waris dari dua tokoh pejuang tersebut.
Helmi meminta setiap masyarakat yang merasa merupakan ahli waris dari dua tokoh pejuang itu, bisa melapor ke camat, Minvet (Administrasi Veteran), Dinas Sosial maupun Koramil.
Dinas Sosial Jember memberikan tenggat waktu selama satu bulan. Jika selama satu bulan tidak ada petunjuk apa pun, maka Dinas Sosial akan mengupayakan langkah lain.
Beberapa langkah yang akan ditempuh adalah uji karbon untuk menentukan usia nisan tersebut. Dinas Sosial Jember akan berkoordinasi dengan perguruan tinggi yang memiliki alat tersebut termasuk juga dengan sejarawan.
Alternatif cara pembuktian yang kedua, yakni pembongkaran. Jika nanti memang ditemukan tulang belulang, maka dapat dipastikan di lokasi tersebut memang benar-benar makam.
Selanjutnya, makam tersebut akan dipindahkan ke tempat pemakaman umum. Nantinya juga akan dipasangi pancang bambu runcing lengkap dengan bendera merah putih.
“Sampai saat ini belum ada yang bisa memastikan nisan tersebut benar-benar makam pejuang. Kita akan menggali informasi lebih lanjut. Beri kami waktu satu bulan,” pungkasnya.