Dinkes Mengklaim Angka Penderita HIV di Jatim Turun
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jawa Timur, Kohar Hari Santoso mengklaim jumlah penderita Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)/Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Jawa Timur tahun 2019 ini turun dibandingkan dengan tahun 2018.
Jika pada tahun 2018 jumlah penderita HIV mencapai 8000 lebih, saat ini penderita hanya sekitar 7000-an. Kohar optimistis, angka di tahun 2019 ini menurun ketimbang tahun lalu.
“Ini belum akhir tahun, artinya masih ada potensi turun lagi,” ujar Kohar di Surabaya, Selasa 3 Desember 2019.
Kohar mengatakan, pihaknya terus melakukan upaya pencegahan dengan memberikan penyuluhan terkait bahaya virus HIV, seperti cara dan media penularan yang bisa dihindari oleh masyarakat.
Kohar menyebut, penurunan angka HIV merupakan suatu hasil upaya Pemprov dan dukungan masyarakat yang terlibat aktif turun ke masyarakat.
“Dinkes juga menyisir penderita HIV di seluruh puskesmas dan rumah sakit yang ada di Jatim,” kata Kohar.
Kohar juga kerap memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait penularan virus. Dia mengatakan banyak hoaks tentang penularan virus yang masih dipercaya masyarakat.
"Selain itu penularannya juga melalui hubungan badan dan jarum suntik. Kalau menular melalui handuk, itu tidak benar," imbuhnya.
Penurunan jumlah penderita HIV tersebut, tambahnya, lantaran penderita HIV atau ODHA sudah minum obat anti retroviral (ARV) untuk menekan virus agar tidak sampai menjadi AIDS.
“Kami berharap agar ODHA rutin mengonsumsi untuk ARV. Saat ini memang harus diakui, banyak ODHA yang enggan rutin mengonsumsi ARV,” ucap Kohar.
Mantan Direktur RS dr Soedono Madiun ini mengatakan, ODHA bisa mendapatkan ARV dengan mengambil di puskesmas.
“Tiap puskesmas sudah kita sediakan, bahkan petugasnya sudah kita bekali dengan bagaimana cara menangani penyakit ini,” pungkasnya.