Dinkes Surabaya: Keluhan Hipertensi-Diabetes Naik Usai Lebaran
Dinas Kesehatan Kota Surabaya mencatat, usai libur Lebaran, penyakit yang paling banyak dikeluhkan pasien adalah hipertensi, diabetes, sakit kepala, gerd atau gastritis (maag), dan diare.
Ketua Tim Kerja Penyakit Tidak Menular (PTM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nur Laila mengatakan, keluhan penyakit tersebut tercatat mulai 6 sampai 15 April 2024.
Menurutnya, diare bisa terjadi kemungkinan karena banyak orang yang lupa mencuci tangan saat makan.
"Jadi mereka sudah menyentuh banyak hal, lalu langsung makan ketika disuguhkan makanan. Ini yang bisa menyebabkan diare pada saat momen Lebaran,” jelasnya, Rabu, 17 April 2024.
Nur Laila mencontohkan, banyak penderita hipertensi yang tidak mengalami gejala tetapi tekanan darah mengalami peningkatan. Menurutnya, perlu monitoring tekanan darah secara rutin. Warga juga bisa memanfaatkan layanan home care yang tersedia pada 57 Puskesmas di Kota Surabaya.
“Petugas dibantu oleh mahasiswa magang atau MSIB akan mengunjungi penderita hipertensi untuk mendekatkan pelayanan. Sebab keluhan yang paling banyak tahun ini adalah hipertensi dan diabetes. Jadi pemantauan akan tetap dilakukan oleh puskesmas,” imbuhnya.
Sementara itu, dokter Puskesmas Ketabang Surabaya, Arie Trisandy Adesaputra mengatakan, masyarakat sebaiknya dapat membatasi dan mewaspadai beberapa jenis makanan yang dapat menimbulkan risiko kesehatan pada tubuh, seperti berkarbohidrat dan berkalori tinggi.
Sebab, selama libur lebaran, beberapa pasien berbondong-bondong datang dengan kasus yang hampir mirip, yakni diabetes dan kolesterol tinggi.
“Karenanya yang sudah memiliki penyakit bawaan harus mewaspadai kalau memiliki faktor resiko terhadap penyakit tidak menular tersebut. Kita menganjurkan untuk membatasi dan mewaspadai makanan tersebut karena faktor resiko setiap orang berbeda-beda,” jelas dokter Arie Trisandy Adesaputra.
Dengan demikian, lanjutnya, masyarakat tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Masyarakat diminta untuk lebih peduli terhadap kondisi tubuhnya. Jika memiliki penyakit kronis atau menahun, harus mengkonsumsi obat untuk mengendalikan penyakit dan melakukan kontrol kesehatan sehingga tidak terjadi komplikasi.
Dokter Arie Trisandy Adesaputra menambahkan, untuk mencegah penyakit tidak menular, warga diharapkan dapat melakukan cek kesehatan secara rutin, menghentikan aktivitas merokok, rajin melakukan aktivitas fisik, tidak begadang, dan dapat mengelola stres.
"Cek kesehatan rutin penting sehingga kita bisa mengendalikan faktor risiko penyakit tidak menular,” tandasnya.
Advertisement