Dinkes Surabaya Catat Ada Kenaikan Kasus DBD di Februari 2024
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mencatat adanya kenaikan kasus Demam Berdarah (DBD) pada periode Januari - Februari 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Terdapat 43 kasus DBD pada periode Januari-Februari, sedangkan untuk tahun 2023 dengan periode sama tercatat 25 kasus DBD. Meski demikian, Kepala Dinkes Surabaya, Nanik Sukristina, mengatakan secara kumulatif pada tahun 2024 mengalami penurunan kasus sebanyak 15 persen dibanding tahun 2023.
"Secara data, kasus DBD di Kota Surabaya mengalami kenaikan pada bulan Februari 2024, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tetapi, secara kumulatif Januari- Februari 2024 dengan periode yang sama dengan tahun sebelumnya menunjukkan penurunan sebesar 15 persen," terang Nanik, Kamis, 7 Januari 2024.
Sejauh ini, Nanik menyebut bahwa kasus DBD paling banyak dialami oleh anak-anak. Untuk itu, dirinya mengimbau masyarakat melalukan pencegahan dengan menerapkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) lewat gerakan menguras, menutup, mendaur ulang (3M).
Berdasarkan data sebagian besar kasus DBD ditemukan pada anak dengan rentan usia 5 sampai 14 tahun.
"Secara umum pencegahan DBD sudah dilakukan. Seperti memasifkan gerakan PSN 3M Plus. Kemudian membuat edaran kewaspadaan DBD untuk mewaspadai awal musim penghujan yang berisiko terjadinya peningkatan populasi nyamuk," terangnya.
Selain itu, juga dilakukan promosi kesehatan dengan memasang media edukasi di tempat-tempat yang mudah dijangkau masyarakat, dan melakukan sosialisasi pencegahan DBD.
Selain itu, Nanik menyebut pihaknya juga bekerja sama dengan ITD Unair untuk melakukan survei penangkapan nyamuk dan pemeriksaan jentik dalam penelitian pola temporal dan spasial penyebaran virus Den-V di Kota Surabaya.
"Serta bekerja sama melakukan Pengabdian Masyarakat dengan sasaran KSH untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas kader dalam identifikasi jentik," ungkap Nanik.
Nanik mengimbau, agar masyarakat tidak panik berlebihan terkait kasus DBD. Sebab, di beberapa wilayah Jatim kasusnya memang sedang tinggi.
"Apabila ada gejala DBD, maka segera bawa penderita untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut di fasilitas kesehatan," imbaunya.
Kenaikan kasus DBD di bulan Januari juga tercermin di RS PHC Surabaya. Humas RS PHC, Irvan Prayogo mengatakan, pada bulan Februari merawat sebanyak 15 pasien DBD dan mayoritas warga Surabaya.
"Lalu pada tanggal 1 - 4 Maret merawat 5 pasien. Untuk yang dirawat bulan Februari semuanya sudah diperbolehkan pulang. Sekarang merawat 5 orang yang datang di bulan Maret," ungkap Irvan.