Pemkot Janjikan Rapid Test Corona Gratis tapi Hanya untuk ODR
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, sudah melakukan tracing, kepada keluarga maupun orang terdekat pasien yang positif tertular virus corona. Dinas Kesehatan Surabaya juga sudah meminta kepada keluarga maupun orang terdekat dengan pasien positif corona untuk mengisolasi diri.
"Mereka (keluarga pasien) diminta mengisolasi diri dan dipantau selama 14 hari kedepan. Kalau ada keluhan atau gejala nanti pasti puskesmas akan merujuk ke rumah sakit," kata Feni biasa ia disapa. Hal tersebut, menurut Febria merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes).
Selama melakukan isolasi mandiri di rumah, Feni mengungkapkan, jika keluarga memiliki gelaja batuk maupun demam, maka akan langsung ditanggung oleh Pemkot.
"Perawatannya pun tak hanya di RS Unair saja, melainkan RS lainnya di Surabaya. Kemudian kita lakukan swab bisa di BBTKL (Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit) sama Unair," terangnya.
Selain itu, Feni memaparkan akan segera mendatangakan rapid test. Rapid test adalah tes massal yang menggunakan spesimen darah untuk mendeteksi virus corona.
"Baru datang Selasa besok. Nanti mungkin sampai Surabaya hari Jumat," jelasnya.
Nantinya, kata Febria, rapid test akan dilakukan oleh analis kesehatan di bawah pengawasan dokter patologi klinik. Untuk tes tersebut, Feni mengklaim akan menggratiskan bagi warga Surabaya. "Insya Allah gratis ya kalau untuk corona," tegasnya.
Namun pemeriksaan grats hanya berlaku untuk untuk Orang dengan Risiko (ODR). Kelompok ini dianggap perlu dilakukan tracing. Seperti keluarga pasien positif bertemu siapa, maka orang itu jadi ODR.
"Orang dengan Risiko (ODR) hanya dipantau. Kalau dia tidak punya gejala tidak perlu diswab, tapi kalau kita sudah punya rapid test, itu semua ODR akan kami periksa," pungkasnya.