Dinkes Jatim Sebut DBD Capai 977 Kasus
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur (Jatim), mulai tanggal 1-24 Januari 2022, total ada 977 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), dari angka tersebut, 17 pasien meninggal dunia.
Kepala Dinkes Jatim dr. Erwin Astha mengatakan, kasus tertinggi DBD terjadi di lima kota/kabupaten. Yakni Bojonegoro, 122 pasien; Nganjuk, 72 pasien; Malang, 66 pasien; serta Ponorogo dan Sidoarjo, masing-masing 53 pasien.
Sedangkan, lanjut Erwin, data kematian tertinggi akibat DBD ada di Pamekasan, tiga pasien; Bojonegoro, dua pasien; kemudian Bangkalan dan Kediri, masing-masing satu pasien.
Erwin pun mengajak agar masyarakat tidak mengabaikan bahaya DBD. Selain itu, lanjut dia, upaya preventif saat ini tidak hanya berlaku untuk Covid-19 saja, tapi juga penanganan DBD.
Oleh karena itu, Erwin mengimbau agar masyarakat selalu menerapkan 3M, yakni menguras atau membersihkan bak mandi, menutup rapat tempat penampungan air, serta membuang atau mendaur ulang barang bekas.
"Dalam hal ini 3M dikunci untuk mencegah jangan sampai kasusnya membeludak atau meningkat," kata Erwin, Rabu, 26 Januari 2022.
Untuk saat ini, menurut Erwin, edukasi terkait 3M menjadi salah satu cara untuk mengantisipasi penyebaran 3M. Sebab, hal tersebut dapat menurunkan tingkat berkembangnya jentik nyamuk.
"Karena bagaimana pun, demam berdarah tidak lepas dari faktor utamanya nyamuk. Sehingga ke depan, edukasi ke masyarakat terkait 3M menjadi kunci terbaik," jelasnya.
Selain itu, lanjut Erwin, edukasi penggunaan fogging dan abate juga seharusnya dimasifkan. Sebab, ada tata cara sendiri sebelum menyemprotkan fogging dan meneteskan abate.
"Indikasi terbaik fogging adalah ketika ada pasien di situ. Bisa dilakukan fogging untuk membunuh nyamuk-nyamuk dewasa. Sedangkan abate untuk jentik-jentiknya," tutupnya.
Advertisement