Dinkes Imbau Satgas yang Seret Keluarga PDP di Makassar Persuasif
Video Satgas Covid-19 yang menyeret paksa keluarga pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal di sebuah rumah sakit swasta di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), viral. Menanggapi kejadian tersebut, Pemprov Sulsel meminta petugas lebih persuasif lagi dalam melakukan pendekatan kepada keluarga pasien.
Selain itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sulsel, Ichsan Mustari juga meminta video yang beredar di tengah masyarakat itu harus dilihat secara utuh, dan tidak sepotong-potong.
"Prinsipnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, tindakan persuasif dipentingkan. Biasanya orang tidak mau melakukan sesuatu, maka diberitahu," terang Ichhsan yang juga merupakan juru bicara Satgas Covid-19 Pemprov Sulsel.
Dia juga menjelaskan, pihaknya masih menelusuri lebih lanjut terkait video yang terjadi di RS Siloam Makassar itu. Pihaknya ingin mengetahui kejadian yang sebenarnya sehingga belum bisa memberikan tanggapan terlebih dahulu.
Seperti diketahui, lesabaran Satgas Covid-19 benar-benar diuji. Dua orang perempuan berdebat dengan empat orang petugas Satgas Covid-19 berbaju hazmat (APD) soal jenazah pasien di ruangan yang diduga kamar jenazah.
Di sekeliling keluarga pasien terlihat beberapa petugas yang berjaga-jaga. "Jangan kasih begitu suamiku," teriak perempuan itu kepada para petugas di depannya.
Sementara itu, perempuan lainnya yang diduga sebagai anak perempuan dari pasien yang meninggal juga mohon diberi waktu untuk menunggu saudaranya yang belum datang ke rumah sakit.
Tak berselang lama, keluarga pasien malah masuk ke ruang jenazah. Petugas lantas meminta mereka pulang dan menyerahkan jenazah suaminya ke petugas. Namun imbauan tersebut ditolak karena anaknya belum datang.
Petugas kemudian meraih tangan keluarga pasien hingga terjadi insiden tarik-menarik di antara kedua belah pihak. Akhirnya, seorang ibu bisa ditangkap dan kemudian diseret keluar dari dalam kamar jenazah oleh dua petugas.
"Tunggu mi kakakku kodong (kasihan)," ujar salah seorang perempuan yang melihat ibunya diseret keluar dari dalam kamar jenazah.
Lantaran pihak keluarga terus menolak arahan petugas, ibu tersebut jatuh ke lantai dan meronta-ronta ketika kedua tangannya diseret oleh petugas.
Sepertinya, edukasi terkait pemulasaran jenazah pasien corona dibutuhkan untuk menghindari kejadian seperti itu. Sesuai protokol, jenazah pasien Covid-19 diurus oleh petugas dengan APD lengkap, dan langsung dimakamkan di lokasi khusus tapi dihadiri oleh keluarga pasien. Sebab dikhawatirkan keluarga si pasien akan tertular meski virus diduga telah mati bersama meninggalnya si pasien.
Advertisement