Dinilai Tak Sehat, ‘Jamban Helikopter’ Dibongkar
Kalau biasanya Pemkot Probolinggo bersikap persuasif jika menyaksikan buruknya sanitasi, kali ini bersikap lebih keras. Seperti yang terlihat di lingkungan RT 04 RW 01, Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, Pemkot dipimpin Wakil Wali (Wawali) Kota Probolinggo, HM Saufis Subri membongkar jamban helikopter, Jumat, 28 Juni 2019.
Jamban di atas sungai itu terpaksa dibongkar karena dinilai tidak sehat dan tak indah dilihat. Apalagi di dekatnya sudah ada WC umum yang dilengkapi instalasi pembuangan air limbah (Ipal) komunal.
"Tindakan represif ini untuk menciptakan Kota Probolinggo yang lebih baik dari sisi kesehatan dan lingkungan. Sehingga jamban di atas sungai ini harus dibongkar," ujar Wawali Subri.
Hari itu kebetulan Wawali bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) sedang menggelar acara ‘Nyangkruk Barang Petinggi Kota’ dengan tema air minum dan sanitasi layak di Gang Gayam, Kelurahan Pilang.
Subri berpesan, agar masyarakat yang biasa nongkrong di atas jamban helikopter” beralih ke WC. Apalagi sudah ada Ipal komunal, yang bisa dipakai bersama-sama.
Sementara itu warga setempat, Sunarto, 46, warga Pilang mengaku, jamban helikopter itu sudah lama ada, merupakan “warisan” keluarganya. Jamban di atas sungai itu berada persis di dekat rumahnya sejak lama.
“Saya rela jamban di atas sungai ini dibongkar, nanti keluarga saya akan memanfaatkan Ipal komunal,” ujar Sunarto.
Kali Banger
Isu sanitasi buruk berupa jamban helikopter juga banyak bertebaran di sepanjang Kali Banger, Kota Probolinggo. Di Gang Sentono, Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan misalnya, banyak bermunculan jamban di atas Kali Banger.
Dangkal dan keruhnya air sungai ditambah dengan jamban-jamban di atas sungai membuat kawasan sepanjang Kali Banger semakin banger (berbau) dan kumuh. Belum lagi banyak ditemukan sampah plastik, pembalut, dan popok bayi (pampers) di badan sungai.
Warga RT 3 RW 14 Hj. Nurjannah mengatakan, kondisi tersebut sudah terjadi sejak lama. "Sudah lama seperti itu, ada jamban di atas sungai. Soalnya masih ada warga yang tidak punya jamban sendiri," katanya.
Dikatakan, Pemkot Probolingo sebelumnya sudah pernah membuat WC umum di sisi selatan. Namun WC umum itu kurang terawat sehingga membuat warga kembali memanfaakan jamban di atas sungai.
Hal senada diungkapkan Umi Kulsum, 34 tahun ibu rumah tangga di Manghunharjo. Ia mengaku, sampah-sampah di sungai merupakan kiriman dari arah selatan. "Itu dari selatan sampahnya yang mengalir. Kalau warga sini ada tempat sampahnya yang tiap hari diambil," katanya.
Ketua RT setempat Abdullah, 47 tahun, mengakui, warga di sekitar Kali Banger masih belum banyak yang sadar akan kebersihan lingkungan. "Masih ada sebagian warga yang menggunakan jamban di atas sungai, juga buang sampah di sungai," ujarnya. (isa)